CewekBanget.ID - Provinsi Kalimantan Timur resmi dipilih sebagai Ibu Kota baru Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo pada Selasa (27/8/2019) di Istana Negara, Jakarta kemarin.
FYI, nantinya Ibu Kota kita akan terletak di dua kabupaten, nih. Yaitu di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.
Salah satu alasan kenapa pemindahan Ibu Kota menjadi di pulau Kalimantan, salah satunya karena pulau ini memiliki risiko bencana paling kecil di banding di wilayah Indonesia lainnya.
Pulau Kalimantan ternyata juga memiliki aktivitas gempa paling rendah dibanding pulau yang lain, lho.
Yuk simak penjelasannya lebih lanjut dari BMKG berikut ini!
BMKG melalui akun Instagram resminya mengunggah sebuah postingan yang menjelaskan aktivitas gempa di Kalimantan.
"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta.
Pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Selanjutnya, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust).
Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya udah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang udah enggak aktif lagi untuk memicu gempa.
Baca Juga: Makin Bikin Pangling, Intip 6 Potret Menawan Putra Sulung Teddy Syah & Rina Gunawan, Aqshal Ilham!
Lebih lanjut BMKG juga menyampaikan, meskipun 'aman' dari bencana seperti gempa dan Tsunami, masyarakat yang tinggal di Pulau Kalimantan tetap harus mendapatkan pelatihan evakuasi.
"Namun demikian, untuk mengantisipasi terjadinya bencana khususnya di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa, maka perlu disusun strategi mitigasi bencana dengan menyiapkan tata ruang pantai agar masyarakat pesisir lebih aman."
"Selain itu, konsep evakuasi mandiri juga menjadi pilihan tepat dan efektif untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman tsunami. Evakuasi mandiri dengan menjadikan guncangan gempa kuat sebagai peringatan dini tsunami alami dapat menjamin keselamatan masyarakat."
BMKG juga menekankan akan pentingnya edukasi evakuasi mandiri dan pelatihan evakuasi (drill) ini.
Edukasi evakuasi akan menjadi materi penting dalam kegiatan sosialisasi pada masyarakat dan juga dan stakeholder di wilayah pantai rawan tsunami, oleh berbagai Lembaga terkait, seperti BNPB, BPBD, BMKG, dan sebagainya.
BMKG juga meminta masyarakat yang ditinggal di zona sesar aktif dan di kawasan pesisir untuk benar-benar memahami bagaimana cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
Di postingan yang lain, BMKG menginformasikan kalau akan ada penambahan jumlah pemasangan seismograf di seluruh Indonesia enggak terkecuali di Pulau Kalimantan.
Berikut lokasi penambahan seismograf untuk Pulau Kalimantan:
Penambahan seismograf ini bertujuan untuk menambah kerapatan jaringan seismograf agar kecepatan dan akurasi informasi semakin meningkat.
Apapun keputusan dan langkah yang diambil, semoga kita semua bisa terlindungi dari bencana besar seperti gempa dan tsunami ya, girls! (*)
Baca Juga: Syuting Web Series di Bali, Yuki Kato Diprotes Netizen: 'Tumben Bajunya Seksi Banget'