Dr. Soren menjelaskan, kalau masa pubertas dan hormon dapat mengubah bentuk selaput dara menjadi semakin tipis.
Beberapa dari kita ada yang bisa merasakan robeknya selaput dara, tapi ada juga yang enggak. Tapi, itu semua engak usah terlalu dipikirkan, ya!
4. Selaput dara enggak memiliki fungsi
Dilansir dari seventeen.com. Karen Soren, MD, seorang dokter ahli anak dan direktur kesehatan remaja Columbia University Medical Center menyatakan kalau selaput dara pada dasarnya enggak memiliki fungsi tertentu jika dilihat dari kaca mata medis lho!
5. Keperawanan hanya sebuah konstruksi sosial
Kita pasti masih suka merasa takut dengan stigma masyarakat yang menganggap robeknya selaput dara sebagai tanda hilangnya keperawanan seseorang.
Dr. Soren mengatakan bahwa 'keperawanan' itu cuma sebuah pemahaman kuno yang udah enggak relevan lagi dipakai di zaman sekarang.
Jadi, enggak perlu keliru dan takut lagi dengan keadaan selaput dara kita lagi, ya! (*)
Baca Juga: Bukan Salah Pacar, Ini 5 Tanda Kita adalah Sosok yang Toxic dalam Hubungan Pacaran!