"Kalau kamu tanya, 'Apakah bisa jadi nilai tambah?' mungkin bisa untuk beberapa recruiter. Tapi kalau buat aku, justru itu menunjukkan bahwa, 'Oh, ini orang enggak baca job desc, nih'" ujar Samuel.
"Jadi kita pun mesti lihat-lihat, kira-kira recruiter ini lagi job fair atau dia buka lowongan di Jobstreet misalkan, atau di job portal online. Jadi kalau di job portal online dikirimi PDF mungkin enggak masalah kali, ya. Tapi kalau kamu kirimi dia di job fair, jadi tebal, bawaannya jadi banyak bawa pulang."
Baca Juga: Viral Fresh Graduate Bagikan Pengalaman Ditipu Saat Melamar Kerja. Wajib Waspada!
Apa yang Harus Diperhatikan Saat Menyusun CV
Menyusun CV dengan baik juga berarti menuliskan segala pencapaian kita secara bertanggungjawab dan terukur, sebab pertanyaan yang bakal kita terima saat wawancara juga bergantung pada hal-hal yang kita tuliskan dalam CV.
"Jadi memang CV itu penting sebagai brosur untuk menjual, tapi jualannya juga harus bisa dipertanggungjawabkan," ujar Samuel, "Cara paling gampang ya, mastiin semua rekam jejak pekerjaan kamu, kamu bisa buktikan prestasinya dengan angka."
Selain itu, kita juga mesti menyesuaikan format dan konten CV dengan industri tempat kita melamar pekerjaan.
Untuk lamaran kerja di bank, misalnya, yang diutamakan adalah CV dengan poin-poin ringkas dan catatan pencapaian yang bisa diukur dengan angka, mungkin berbeda dengan CV kreatif untuk industri media dan kreatif.
Pesan Samuel, kita mesti lebih berinisiatif dalam mencari tahu kriteria dan gaya perusahaan yang akan kita kirimkan lamaran.
"Namanya cari kerja, kita yang butuh cari kerja, ya kita harus rajin mencaritahu company-nya gayanya kayak gimana, sukanya dengan kandidat yang kayak apa, terus CV yang harus dibikin kayak apa," saran Samuel.
"Dan ingat, CV itu brosur, bukan daftar lengkap riwayat hidup. Tulislah semenarik mungkin supaya recruiter mau memanggil kamu untuk interview," imbuhnya.
(*)