Gejala Distimia
Melansir Healthline, gejala distimia bisa berlangsung minimal 2 tahun dengan bentuk seperti perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus, gangguan tidur, energi rendah, dan perubahan nafsu makan.
Gejala lainnya yaitu kesulitan berkonsentrasi, kurangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, penurunan produktivitas, harga diri yang buruk, sikap negatif, hingga kecenderungan untuk menghindari kegiatan sosial.
Gejala distimia sering mulai muncul selama masa kanak-kanak atau remaja dan biasanya tampak ketika orang dengan usia tersebut mudah tersinggung, murung, atau pesimis dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Pandemi Bisa Sebabkan Depresi! Kenali dan Waspadai Tanda-tandanya!
Penderita distimia juga dapat menunjukkan masalah perilaku, kinerja yang buruk di sekolah, dan kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain dalam situasi sosial.
Gejala-gejalanya seringkali datang dan pergi selama beberapa tahun, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Penyebab Distimia
Meski penyebab distimia belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, seperti bahan kimia di otak yang enggak seimbang, riwayat keluarga, serta riwayat kondisi kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau gangguan bipolar.
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan, juga dapat menyebabkan timbulnya distimia.
Selain itu, kemungkinan penyebab lainnya adalah penyakit fisik kronis seperti penyakit jantung atau diabetes, trauma otak fisik seperti gegar otak, dan komplikasi.
Menurut Mayo Clinic, orang-orang yang mengalami distimia juga rentan mengalami hal-hal seperti kualitas hidup yang berkurang, gangguan kecemasan dan gangguan suasana hati lainnya, penyalahgunaan zat, kesulitan hubungan dan konflik keluarga, masalah sekolah, pekerjaan, dan penurunan produktivitas, nyeri kronis dan penyakit medis umum, muncul pikiran atau perilaku bunuh diri, serta gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lainnya.