Awas! Depresi Berkepanjangan Bisa Jadi Akibat Distimia. Apa Itu?

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 17 Juli 2020 | 20:10 WIB
Ilustrasi depresi (foto : hrzone.com)

CewekBanget.ID - Pernah mendengar istilah 'distimia'?

Distimia merupakan gangguan depresi yang berlangsung secara berkepanjangan yang menyebabkan penderitanya merasakan sedih dan putus asa yang terus-menerus.

Distimia bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku serts fungsi fisik, termasuk nafsu makan dan kualitas tidur.

Akibatnya, orang dengan gangguan distimia sering kehilangan minat dalam melakukan kegiatan yang mereka sukai dan sulit menyelesaikan tugas sehari-hari.

Gangguan distimia bisa bertahan selama bertahun-tahun sehingga sangat mempengaruhi semua aspek hidup penderitanya.

Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini 5 Jenis Depresi yang Perlu Kita Ketahui!

Gejala Distimia

Ilustrasi depresi

Melansir Healthline, gejala distimia bisa berlangsung minimal 2 tahun dengan bentuk seperti perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus, gangguan tidur, energi rendah, dan perubahan nafsu makan.

Gejala lainnya yaitu kesulitan berkonsentrasi, kurangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, penurunan produktivitas, harga diri yang buruk, sikap negatif, hingga kecenderungan untuk menghindari kegiatan sosial.

Gejala distimia sering mulai muncul selama masa kanak-kanak atau remaja dan biasanya tampak ketika orang dengan usia tersebut mudah tersinggung, murung, atau pesimis dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Pandemi Bisa Sebabkan Depresi! Kenali dan Waspadai Tanda-tandanya!

Penderita distimia juga dapat menunjukkan masalah perilaku, kinerja yang buruk di sekolah, dan kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain dalam situasi sosial.

Gejala-gejalanya seringkali datang dan pergi selama beberapa tahun, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi dari waktu ke waktu.

Penyebab Distimia

Meski penyebab distimia belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, seperti bahan kimia di otak yang enggak seimbang, riwayat keluarga, serta riwayat kondisi kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau gangguan bipolar.

Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan, juga dapat menyebabkan timbulnya distimia.

Selain itu, kemungkinan penyebab lainnya adalah penyakit fisik kronis seperti penyakit jantung atau diabetes, trauma otak fisik seperti gegar otak, dan komplikasi.

Menurut Mayo Clinic, orang-orang yang mengalami distimia juga rentan mengalami hal-hal seperti kualitas hidup yang berkurang, gangguan kecemasan dan gangguan suasana hati lainnya, penyalahgunaan zat, kesulitan hubungan dan konflik keluarga, masalah sekolah, pekerjaan, dan penurunan produktivitas, nyeri kronis dan penyakit medis umum, muncul pikiran atau perilaku bunuh diri, serta gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lainnya.

Pencegahan

Enggak ada cara pasti untuk mencegah gangguan distimia, tapi mengidentifikasi gejala awal bisa membantu penanganan depresi lebih lanjut.

Ambil langkah-langkah untuk mengendalikan stres, meningkatkan ketahanan dan harga diri.

Hubungi keluarga dan teman-teman, terutama di saat krisis, untuk membantu menghadapi kesulitan.

Kalau gejala sudah semakin memburuk, lekas minta bantuan ahli dan pertimbangkan untuk mendapatkan perawatan pemeliharaan jangka panjang demi mencegah gejala kambuh kembali.

Baca Juga: Kulit Kita Juga Bisa Stres! Perhatikan 3 Ciri-ciri Kulit Lagi Stres

(*)