Lemah dan Dehidrasi
Menurut hasil pemeriksaan, pasien lansia yang dirawat awalnya tampak seperti pasien trauma tetapi belakangan ditemukan mengidap COVID-19, kemudian mereka menjadi lemah dan dehidrasi.
Ketika mereka berdiri untuk berjalan, mereka pingsan dan itu membuat mereka mengalami luka parah.
Orang dewasa yang lebih tua terlihat sangat bingung dan enggak dapat berbicara, yang pada awalnya tampak seperti menderita stroke.
Saat diuji, para peneliti menemukan apa yang menyebabkan perubahan ini adalah efek sistem saraf pusat dari virus corona.
Gejala Berlanjut
Menurut WHO, kebanyakan orang dengan kasus COVID-19 ringan akan pulih dalam dua minggu, sementara infeksi yang lebih parah membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk mereda.
Namun, menurut laporan baru dari New York, ada beberapa orang melewati batas 30 hari tersebut dan masih melaporkan gejala COVID-19, terhitung sejak dites negatif.
Dilansir dari Kompas.com, Kerri Noeth, perempuan yang sudah memasuki hari ke-36 infeksi, mengatakan kepada ABC7NY, dia pernah ke UGD dua kali sejak tanda 14 hari dengan gejala berkelanjutan masih saja ada, termasuk rasa terbakar dan kesemutan di dada dan lehernya disertai dengan hot flash.
Ada pula Susan Silverman, yang pada hari ke-38 masih menderita kehilangan indera penciuman, sakit lengan, dan vertigo, meskipun semua gejala tersebut enggak hanya berkaitan dengan COVID-19.
Jika kita merasakan gejala-gejala tersebut, atau bahkan gejala tradisional lain dari COVID-19, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk segera hubungi profesional medis, terutama jika dirasa ada risiko tinggi.
(*)