Normal bagi pasangan untuk menanyakan jadwal atau rencana mereka untuk hari itu.
Tetapi, pasangan yang sepanjang waktu menelepon atau mengirim pesan pengin tahu kita di mana dan sedang bersama siapa, itu sama dengan mengendalikan dan posesif alih-alih bentuk kepedulian.
Pada akhirnya, kita mungkin jadi sering terburu-buru pulang, misalnya, ketika kita sedang bersama sahabat.
Selain itu, baik disadari maupun enggak, kita pun kerap membuat alasan hanya untuk segera pulang.
Dalam kasus yang ekstrem, bisa saja sang pacar menanyakan temanmu atau restoran yang kamu datangi hanya untuk memastikan apakah kita sudah benar-benar pulang.
Ketahuilah bahwa pelaku pelecehan emosional sering kali berusaha mengisolasi korbannya dari teman-teman dan keluarganya, dengan cara itu enggak ada yang bisa menjadi saksi atas perilaku kasar atau memberikan dukungan yang dibutuhkan mereka untuk mengakhiri hubungan.
Suasana Hati Berubah Ketika Dihubungi Doi
Sikap kita mungkin menjadi lebih tegang atau terlalu tertutup.
Suasana hati kita menjadi berubah ketika doi menelepon atau mengirim pesan.
Bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara kita biasanya akan berubah setelah pelaku menghubungi.
Baca Juga: 5 Tanda Gebetan yang Serius Pengin Pacaran Sama Kita. Si Dia Gimana?
Pacar Bebas Mengakses Berbagai Akun Pribadi Kita
Seseorang yang melakukan kekerasan emosional enggak hanya mengetahui sandi e-mail, perbankan online, atau media sosial pasangannya, tetapi juga menggunakan sandi yang diketahuinya untuk masuk ke situs atau aplikasi tertentu sebagai cara untuk mengawasi.
Pelaku mungkin membenarkan tindakan-tindakan itu dengan mengklaim bahwa inilah cara mereka membangun kepercayaan dalam hubungan
Ini bisa menjadi masalah karena pasangannya enggak diizinkan memiliki privasi dalam hubungan dan itu mengaburkan batasan emosional.
Mengabaikan Saran dan Kepedulian Orang-Orang Sekitar
Meski kita ditunjukkan bukti yang jelas bahwa ada sesuatu yang salah dalam hubungan, kita sebagai korban pada awalnya akan mencoba untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran yang terungkap.
Bagi anggota keluarga atau teman, sangat penting agar kita enggak percaya begitu saja dengan kebohongan yang diceritakan oleh korban atau pelaku.
Kalau kita menemukan tanda-tanda tersebut pada diri kita yang sedang berpacaran, sebaiknya kita segera menjaga jarak atau meminta bantuan, ya.
(*)