Sebuah riset menyebutkan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan rasa kenyang lebih lama ketimbang minuman biasa.
Sebaliknya, minuman bersoda dengan kandungan gula dapat menyebabkan rasa lapar akibat meningkatnya hormon rasa lapar yang disebut ghrelin.
Selain kandungan gula yang dapat meningkatkan kadar lemak pada minuman bersoda, rasa lapar berkepanjangan bisa meningkatkan risiko mengalami obesitas, akibat enggak bisa menahan diri dalam mengonsumsi makanan.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta: Terlambat Haid Bisa Dipercepat dengan Minum Soda?
Pencernaan
Asam lemak yang terdapat dalam minuman berkarbonasi dapat merangsang reseptor saraf di mulut.
Selain itu, sejumlah riset juga menyebut minuman berkarbonasi dapat membantu melancarkan pencernaan.
Minuman berkarbonasi juga memiliki pH yang sedikit asam meskipun enggak sampai mengganggu keseimbangan pH tubuh.
Namun, tingkat keasaman ini juga dapat berfungsi meningkatkan aktivitas lambung sehingga saat aktivitas lambung meningkat, tanpa harus mengganggu fungsi organ lambung, minuman berkarbonasi membantu meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung.
Sebaliknya, kandungan fosfor dalam minuman bersoda dapat mengikat zat kalsium, magnesium, serta seng yang ada di dalam usus halus.
Asam fosfor yang mengikat ketiga zat penting tersebut kemudian akan terbuang begitu saja, saat kita buang air kecil dan menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan dan masalah penyerapan gizi.
Dampak buruk lain minuman bersoda pada pencernaan yaitu tingginya kandungan gula yang mengganggu penyerapan air di dalam ginjal.