Cobalah membuat jurnal yang berisi ucapan rasa syukur atau menghubungi orang-orang terdekat untuk saling mengingatkan tentang hal-hal yang disyukuri secara teratur.
Perhatikan Isyarat Tubuh
Apakah kita sering mengatupkan gigi, mengepalkan tangan, atau menegangkan bahu?
Beberapa tanda pertama bahwa kecemasan atau kemarahan akan membanjiri kita akan terlihat pada tubuh kita.
Perhatikan isyarat tersebut, kemudian coba gunakan beberapa keterampilan mengatasi emosi, seperti pernapasan diafragma.
Jika kita dapat mengatasi gejala-gejala ini maka akan lebih mudah untuk menenangkan diri sendiri.
Baca Juga: Biar Enggak Makin Emosi, Ini 4 Cara Tenangkan Pikiran Setelah Berantem Sama Sahabat
Cari Bantuan
Jika stres, kecemasan, atau kemarahan mulai memengaruhi hidup, ada baiknya untuk berbicara dengan ahlinya melalui telepon atau video call.
Salah satu cara sederhana untuk mengetahuinya adalah dengan bertanya pada diri sendiri apakah kita telah bertindak di luar kepribadian, misalnya kita biasanya berwatak lembut sekarang mengalami ledakan amarah, atau kita yang biasanya dapat diandalkan kini sudah mulai kehilangan kepedulian karena kecemasan.
Kalau enggak, apakah kita menghindari panggilan telepon dari teman atau keluarga karena suasana hati yang buruk?
Jika kita sedang mengalami perubahan ini, membicarakannya pada orang terdekat atau psikolog akan menjadi cara yang baik untuk membantu melepaskan emosi terpendam dan mempelajari keterampilan untuk menangani stres.
(*)