CewekBanget.ID - Rambut yang mudah rontok biasanya bikin kita enggak nyaman, bahkan bisa membuat kita enggak percaya diri.
Memang, kerontokan rambut bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Selain karena produk perawatan rambut yang dipakai enggak cocok, apa saja sih yang dapat menyebabkan rambut rontok?
Intip penjelasan selengkapnya:
Baca Juga: Simpel Banget! Ini Cara Atasi Rambut Rontok dengan Jahe yang Wajib Kita Coba!
Faktor Genetik
Salah satu penyebab kerontokan rambut yang enggak bisa dihindari berasal dari faktor keturunan atau genetik.
Biasanya, kerontokan rambut yang disebabkan oleh faktor genetik akan menimbulkan kebotakan khas pada perempuan dan laki-laki yang disebut dengan androgenetic alopecia (AGA).
Ada sekitar 200 penanda genetik yang berdampak pada pertumbuhan rambut yang diturunkan oleh orang tua kita.
Jika kita penerima gen tertentu yang bertanggung jawab atas AGA, maka folikel rambut akan lebih sensitif terhadap hormon alami tubuh.
Gen ini secara progresif meminimalkan folikel dan seiring berjalannya waktu rambut terus menipis sampai kebotakan pun terjadi.
Autoimun
Sejumlah penyakit autoimun seperti alopecia areata, alopecia universalis, lupus, penyakit Hashimoto, penyakit graves, penyakit crohn, rheumatoid arthritis, dan psoriasis dapat menyebabkan kerontokan rambut parsial.
Pada pasien dengan alopecia areata, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, sehingga menyebabkan rambut rontok.
Kadang-kadang, kondisi tersebut dapat meninggalkan bercak botak dengan berbagai ukuran di kulit kepala.
Alopecia areata juga dapat mengakibatkan kebotakan total dan hilangnya alis, bulu mata, rambut tubuh, serta rambut kemaluan.
Penting untuk dicatat, bahwa dalam beberapa kasus rambut rontok penyebabnya bukan timbul dari kondisi autoimun saja, melainkan obat yang digunakan untuk mengobati penyakitnya.
Langkah yang perlu dilakukan berkonsultasi dengan dokter atau ahli imunologi terlebih dulu.
Pengaruh Obat-Obatan
Sejumlah obat maupun suplemen mencantumkan rambut rontok sebagai efek samping, seperti obat penurun kolesterol, obat tekanan darah, antasida, pil psoriasis, hingga obat jerawat seperti isotretinoin, antijamur, dan steroid.
Di samping itu, sudah banyak diketahui bahwa obat atau perawatan untuk penyakit kanker juga dapat menyebabkan rambut rontok di seluruh tubuh.
Sementara untuk pil KB sebenarnya justru dapat membuat rambut tubuh lebih lebat dan mengilap.
Namun, menghentikan pemakaian untuk sementara waktu akan menimbulkan efek sebaliknya.
Oleh karena itu, kita harus memeriksakan kemungkinan efek samping dari obat-obatan tersebut.
Konsultasikan dengan dokter untuk melihat apakah ada sesuatu yang dapat dilakukan tanpa mengorbankan rencana perawatan atau pengobatan kita.
Kekurangan Nutrisi
Pada diet-diet populer ada beberapa elemen makanan yang dibatasi, sehingga kita jadi kekurangan nutrisi yang sebenarnya diperlukan tubuh.
Ketika tubuh kehabisan nutrisi tertentu, folikel rambut dapat dipaksa menjadi semacam fase hibernasi, sehingga enggak ada rambut baru yang tumbuh.
Diet yang seimbang akan memberi kita antioksidan, zat besi, seng, vitamin B, protein, dan biotin yang dibutuhkan dalan mempromosikan rambut yang sehat.
Olahraga Intensitas Tinggi
Ketika melakukan latihan beban dengan intensitas yang terlalu tinggi, maka tubuh akan menghasilkan hormon testosteron lebih banyak.
Nah, testosteron yang berlebih itu mengkonversi ke dihydrotestosterone (DHT), yang dapat menyebabkan folikel berhenti memproduksi rambut.
Hal-hal yang kita inginkan dari berolahraga seperti massa otot, meningkatnya libido, energi, dan fungsi otak bisa menjadi kebotakan jika dilakukan dengan intensitas yang tinggi.
Baca Juga: Rambut Kuat dengan Masker Kunyit dan Susu. Cocok Atasi Rambut Rontok!
Kurang Tidur
Para ilmuwan percaya, ketika ritme sirkadian tubuh terganggu, siklus folikel rambut juga dapat terganggu, sehingga rambut mudah sekali rontok.
Yang bisa kita lakukan adalah menemui spesialis tidur untuk diagnosis apnoea tidur, insomnia, atau gangguan lainnya dan mendapatkan perawatan.
Cobalah untuk mengubah kebiasaan gaya hidup yang negatif seperti bermain game berjam-jam atau menggunakan ponsel sebelum tidur.
Mengalami Stres
Stres juga bertanggung jawab atas peningkatan kadar kortisol, yang dapat mematikan folikel rambut seseorang dan memperburuk rambut rontok genetik.
Ingat, stres enggak hanya merujuk pada masalah sosial atau pekerjaan saja, lho!
Ada juga stres fisiologis seperti diet jangka panjang, berolahraga terlalu keras di gym, dan kebiasaan kurang tidur yang buruk.
Berurusan dengan stres lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi langkah-langkah proaktif dapat diambil, termasuk berkonsultasi dengan dokter atau psikiater, bermeditasi, berjalan-jalan di alam, dan membaca buku yang bagus.
Kulit Kepala Meradang
Jika kulit kepala meradang pasti akan menimbulkan flakiness, kemerahan, gatal, dan rambut rontok.
Para ilmuwan menemukan bukti yang menghubungkan peradangan kulit kepala dengan pertumbuhan rambut yang buruk, rambut rontok, dan berbagai masalah kesehatan kulit kepala.
Perawatan dapat mencakup obat dalam bentuk sampo hingga antibiotik, perawatan steroid, maupun non-steroid topikal, dan obat suntik.
Efek COVID-19
Faktor terakhir yang menyebabkan rambut mudah rontok adalah efek dari COVID-19.
Rupanya semakin banyak pasien COVID-19 yang datang dengan kondisi rambut rontok.
Hal ini disebabkan karena seseorang yang menderita demam untuk jangka waktu yang lama dapat mengalami gangguan pada folikel rambut.
Rambut akan rontok sekitar dua hingga enam minggu setelah demam dimulai dan mencapai yang terburuk sekitar enam hingga delapan minggu, setelah itu berlanjut selama delapan minggu lagi.
Kendati demikian, pasien COVID-19 hanya akan mengalami rambut rontok saja, enggak sampai pada kebotakan karena rambut akan tumbuh kembali.
(*)
Baca Juga: Begini Proses Stres Berkepanjangan hingga Picu Kerontokan Rambut!