Hidrokuinon: Kandungan Kosmetik Berbahaya Penyebab Iritasi Kulit!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 18 Januari 2021 | 18:08 WIB
Bahan berbahaya hydroquinone atau merkuri di produk makeup dan skincare (freepik.com)

CewekBanget.ID - Beberapa waktu terakhir, kandungan hidrokuinon dalam produk kosmetik sedang banyak diperbincangkan.

Hidrokuinon bisa menimbulkan efek samping yang enggak diinginkan jika penggunaannya tidak tepat. 

Sebenrnya, apa itu hidrokuinon dan kenapa kita harus mewaspadai kandungan ini pada produk kosmetik?

Baca Juga: Produk Makeup Jangan Disimpan Terlalu Lama! Kapan Sebaiknya Dibuang?

Hidrokuinon

Hidrokuinon adalah kandungan yang memerlukan pengawasan dokter jika digunakan.

Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memasukkannya ke dalam kategori obat, bukan kosmetik, dan enggak tersedia di pasaran.

Pada batasan tertentu bahan ini aman untuk digunakan. Biasanya penggunaan maksimal kurang dari enam bulan dengan konsentrasi yang masih dalam batas aman.

Berdasarkan peraturan BPOM, produk mengandung hidrokuinon yang dijual bebas sebagai bahan kosmetik hanya boleh digunakan salah satunya untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut, dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0.3%.

Untuk kuku artifisial, kadar maksimum hidrokuinon sebesar 0.02% setelah pencampuran sebelum digunakan.

Selain itu, penggunaan juga hanya boleh digunakan oleh tenaga profesional.

Sementara untuk produk krim pemutih wajah yang dijual bebas, seharusnya hidrokuinon enggak digunakan.

Baca Juga: Awas! Kenali 7 Pertanda Produk Kosmetik Enggak Cocok Kita Gunakan!

Tapi pada produk krim yang dijual gelap atau secara online tanpa sertifikasi BPOM, kita kerap menemukan kandungan hidrokuinon.

Hal ini kemudian membuat pasien datang ke dokter kulit atau kecantikan akibat efek samping karena penggunaan bahan tersebut secara enggak wajar.

Banyaknya efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan produk obat bebas atau kosmetik pemutih kulit mengandung hidrokuinon membuat sejumlah negara, seperti Jepang, Kanada, Australia, Inggris, dan Uni Eropa, melarang pemakaian hidrokuinon sebagai pemutih atau pencerah kulit.

Dalam hal pemberian resep oleh dokter kulit atau dokter estetik sekalipun, krim mengandung hidrokuinon umumnya dikombinasikan dengan bahan lain untuk mengurangi potensi efek sampingnya dan dikontrol durasi pemakaiannya.

Konsentrasi yang digunakan juga umumnya enggak terlampau tinggi.

Efek samping yang dapat ditimbulkan setelah pemakaian produk kecantikan mengandung hidrokuinon, antara lain iritasi (dengan gejala kulit perih, merah, dan kadang terasa gatal), eritema (kemerahan pada wajah, terutama jika terkena sinar matahari), leukoderma atau depigmentasi confetti like (bercak putih pada kulit dengan pola menyerupai confetti), hingga okronis eksogen.

 

Kandungan Berbahaya Lain

Kita sudah sering mendengar anjuran untuk enggak menggunakan produk mengandung merkuri.

Nah, jika hidrokuinon masih dapat digunakan dengan pengawasan dokter dan dengan indikasi yang tepat, merkuri sudah masuk kategori kandungan yang dilarang oleh BPOM.

Selain itu, kandungan lainnya yang perlu diwaspadai adalah steroid, tapi sering kali krim yang dijual secara ilegal mengandung steroid.

Penggunaan steroid secara enggak tepat juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping dan kerusakan kulit yang kerap kali terjadi secara permanen, seperti telangiektasis (pelembaran pembulih darah wajah), jerawat, hipopigmentasi (bercak putih), hipertrikosis (bulu bertambah banyak), dan atrofi epidermis.

Oleh karena itu, pastikan kita enggak sembarangan dalam memilih produk kosmetik.

Label lolos uji BPOM enggak bisa menjadi satu-satunya patokan karena label bisa saja dipalsukan.

Untuk mematikan produk kosmetik yang telah teregistrasi BPOM, cobalah mengeceknya di situs resmi BPOM.

Beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk memastikan produk kosmetik yang kita gunakan aman adalah dengan tetap selektif memilih dan enggak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan.

Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan, dan manfaatnya ya! Baca aturan pemakaian dengan baik dan lakukan uji tempel secara mandiri dengan mengetes produk di sebagian kecil kulit kita sebelum pemakaian di seluruh wajah, lalu amati hasilnya dalam 24 jam.

Selain memilih produk yang aman, juga harus disesuaikan dengan masalah, jenis, warna, dan kondisi kulit untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

(*)

Baca Juga: Tren Belanja Kosmetik Online, Cek Hal-hal Berikut Ini Agar Tetap Aman!