CewekBanget.ID - Kisah predator seksual yang berkeliaran di berbagai situs dan aplikasi kencan online rasanya enggak ada habisnya ya, girls.
Terbaru muncul kabar tentang seorang predator seksual yang mencari korban lewat aplikasi kencan online viral di media sosial.
Memang, kencan online belakangan ini jadi salah satu cara mencari pasangan.
Apalagi karena pandemi yang enggak memungkinkan kita bertemu dan berkenalan secara langsung dengan orang lain.
Tapi kita tetap harus waspada lho, girls! Pasalnya, meski aplikasi semacam itu mestinya digunakan untuk mencari teman kencan atau seenggaknya kenalan baru, nyatanya enggak sedikit juga orang yang menebar informasi palsu, scamming, atau punya motif tersembuyi lainnya ikut bergabung di sini.
Berdasarkan studi Kaspersky pada 2017 lalu, 48% alias hampir setengah dari pengguna aplikasi kencan online hanya menggunakan aplikasi ini untuk bersenang-senang dan 13% di antaranya hanya untuk mencari kepuasan seksual.
Makanya, kita yang bergabung dalam aplikasi sejenis untuk mencari pacar kemungkinan besar akan kecewa dan ekspektasi kita mungkin enggak semudah itu terwujud.
Baca Juga: Angelica Manopo: Beauty Influencer Enggak Harus Langsung Jago Make Up!
Kita juga mungkin dikecewakan mendapati kalau informasi dan foto yang dipampang lawan bicara ternyata palsu, berisi tautan berbahaya, penipu yang berusaha mendapatkan informasi dari mereka, atau orang yang berbohong.
Yang banyak 'beredar' di aplikasi kencan salah satunya predator seksual serta penipu yang hanya pengin mencari kepuasan diri.
Tentunya predator seksual bisa ada di mana saja selain di aplikasi kencan online.
Untuk itu, kita harus pintar-pintar mengenali bahaya dari orang yang bisa saja membahayakan kita dengan modus berkenalan dan berhubungan lebih lanjut! Apa saja tanda-tandanya?
Baca Juga: Alamat Rumah & 5 Hal yang Enggak Perlu Dicantumkan di Dating Apps!
Menebar Perhatian
Predator seksual atau penipu di situs kencan online biasanya akan menebar perhatian penuh pada calon korbannya.
Kalimat-kalimat atau pujian manis pun terlontar, bahkan hadiah mungkin juga diberikan agar korban terlena.
Hal ini menjadi cara pelaku untuk membuat korban merasa ketergantungan.
Cara tersebut membuat pelaku terlihat bak pahlawan yang menolong korban dalam kondisi lemah.
Memang, enggak semua ucapan manis merupakan pertanda doi adalah predator seksual.
Perhatian sah-sah saja jika diberikan dalam skala wajar.
Namun, jika seseorang mulai menyerbu kita dengan pesan singkat bertubi-tubi penuh perhatian manis, maka kita perlu khawatir dan sebaiknya mengakhiri kontak sebelum berlanjut lebih jauh.
Manipulatif
Hati-hati dengan orang yang manipulatif!
Saat korban mulai merasa enggak nyaman, orang seperti ini umumnya bakal memutarbalikkan fakta.
Orang yang manipulatif, termasuk predator seksual yang berkeliaran di aplikasi kencan online, paling senang mendramatisasi berbagai hal.
Parahnya hal ini membuat korban justru merasa menjadi pihak yang bersalah.
Pada satu titik, saat korban merasa lelah secara emosional, korban akan mengalah. Hal ini memperlihatkan bahwa pelaku dapat dengan mudah mengendalikan korban.
Enggak jarang pula predator seksual membuat korban merasa bahwa apa yang diterimanya adalah sesuatu yang pantas didapatnya.
Baca Juga: Apa Itu 'Ghosting' yang Populer di Pencarian Google dan Dampaknya?
Terlalu Protektif
Kalau ada orang yang baru kita kenal sudah bersikap begitu mengatur dan protektif, bahkan cenderung mengekang kita, waspadalah.
Para predator seksual membuat korban begitu ketergantungan dan terisolasi dengan lingkungan sosialnya.
Hal itu membuat seolah-olah enggak ada orang lain yang bisa memahami korban selain si pelaku itu sendiri.
Suka Mengatur
Pelaku umumnya akan menetapkan standar ganda pada korban.
Misalnya, kita enggak boleh datang terlambat atau terlalu lama membalas chat, tapi kita enggak boleh protes jika mereka melakukan hal yang sama.
Mereka juga bisa saja meminta kita untuk bersikap ramah, tapi enggak ada satu pun yang boleh mengganggu kemurungan mereka.
Menyombongkan Diri Sendiri dan Pencapaiannya
Dalam beberapa kondisi, predator seksual bahkan membanggakan dirinya sendiri terhadap pasangannya.
Misalnya membandingkan dengan orang lain atau pencapaiannya memiliki banyak pacar.
Hal ini akan membuat korbannya merasa kurang percaya diri dan 'kecil'.
Dari semua itu, kita harus segera mundur dan mencari bantuan jika pelaku meminta atau memaksa kita untuk melakukan aktivitas seksual, baik secara langsung maupun online, di luar kemauan kita.
Sah saja untuk berkencan melalui dating apps. Tetapi kita wajib waspada dan selalu ingat ciri-ciri di atas, ya!
(*)
Baca Juga: Ini 4 Tanda Kita Berkencan dengan Orang Antisosial. Hati-hati!