Pada kondisi tertentu, air dingin mungkin memengaruhi tubuh lewat cara yang mungkin enggak kita antisipasi atau inginkan.
Sebuah studi lama dan kecil dari tahun 1978 yang melibatkan 15 orang, misalnya, menemukan bahwa minum air dingin membuat lendir hidung lebih kental dan lebih sulit untuk melewati saluran pernapasan.
Sebagai perbandingan, para peneliti menemukan bahwa sup ayam dan air panas membantu orang bernapas lebih mudah.
Jika kita sedang pilek, minum air dingin bisa membuat hidung semakin mampet.
Penderita migrain juga mungkin akan mengalami kekambuhan jika minum air dingin.
Dalam pengobatan Cina kuno, minum air dingin dengan makanan panas dianggap menciptakan ketidakseimbangan.
Makanya, umumnya masakan dalam budaya Cina disajikan dengan air hangat atau teh panas.
Keyakinan ini tercermin dalam beberapa budaya lain di seluruh dunia, saah satunya tradisi India pada pengobatan Ayurveda yang meyakini bahwa air dingin menyebabkan ketidaksembangan dalam tubuh dan memperlambat proses pencernaan.
Praktisi Ayurveda meyakini tubuh perlu mengeluarkan energi tambahan untuk memulihkan suhu tubuh setelah minum air dingin.
Dalam tradisi Ayurveda, air dingin dapat meredam 'api' atau Agni yang menjadi bahan bakar semua sistem dalam tubuh dan penting untuk kesehatan.
Dalam pengobatan Barat, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa air dingin berdampak buruk bagi tubuh atau pencernaan.
Minum banyak air dapat membantu tubuh mengeluarkan racun, membantu pencernaan, dan mencegah sembelit.
Jika kita termasuk orang yang mempertimbangkan risiko minum air dingin namun enggak selalu bisa minum air hangat, minum air putih dalam suhu ruangan tersebut mungkin bisa menjadi solusi yang tepat.
(*)
Baca Juga: Minum Air Putih Bisa Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya!