Rawan Penyebaran COVID-19 Melalui OTG, Gimana Cara Mencegahnya?

By Salsabila Putri Pertiwi, Sabtu, 17 April 2021 | 11:15 WIB
Cara Jepang #hadapicorona (Foto: AFP)

CewekBanget.ID - Pandemi COVID-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda di hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Banyak kasus terjadi akibat penularan virus dari orang tanpa gejala (OTG), nih.

Biasanya hal ini kerap terjadi gara-gara seseorang menganggap dirinya sehat-sehat saja tanpa melalui pemeriksaan karena enggak menunjukkan gejala apapun terkait infeksi virus corona, sehingga ia merasa bebas menjalin kontak langsung dengan orang lain.

Hal ini lebih parah lagi jika OTG atau orang lain di sekitarnya lalai dalam penerapan protokol kesehatan.

Masalahnya, sulit untuk mendeteksi keberadaan OTG kecuali dengan melalui tes dan pemeriksaan.

Makanya, yuk lebih aware dan waspada terhadap keberadaan OTG di sekitar kita demi mencegah terjadinya penularan virus corona!

Baca Juga: Pemerintah Ganti Istilah ODP, PDP dan OTG. Perhatikan Istilah Barunya Yuk!

 

Sulitnya Mengetahui Ada OTG

Kita bakal kesulitan mengetahui apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau enggak selama orang tersebut enggak melalui tes pemeriksaan seperti swab atau PCR.

Hal ini lebih parah lagi apabila orang tersebut enggak tampak mengembangkan gejala infeksi COVID-19, makanya penting banget bagi kita untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak demi mengurangi risiko penyebaran.

Fyi, orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 berperan penting dalam penyebaran awal virus corona.

Hasil analisis yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menunjukkan, persentase OTG mencapai 45 persen dari seluruh kasus COVID-19.

Penyebaran virus secara 'diam-diam' ini membuat semuanya menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. 

 

Waktu Penularan Virus

Penularan virus atau masa infeksius dari mayoritas pasien positif COVID-19 kepada orang lain biasanya berlangsung sejak hari kedua sebelum gejala muncul, hingga hari kesepuluh setelah bergejala.

Sementara itu, masa infeksius dengan potensi infeksi paling tinggi biasanya terjadi pada hari 0 hingga hari kelima setelah gejala muncul.

Sementara untuk masa paling infeksius yang berpotensi paling tinggi menyebarkan infeksi diperkirakan pada hari 0 sampai hari kelima setelah gejala muncul.

Infeksi dapat terjadi ketika OTG meludah, batuk, bersin, berbicara, dan sebagainya yang melibatkan penyebaran droplet.

Baca Juga: Belum Tentu Covid, Tapi 5 Gejala Paru-paru Ini Harus Segera Ditangani!

Selain itu, infeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung atau erat dengan orang lain, seperti kontak fisik atau berada dalam satu ruangan dalam radius 1 meter, atau dengan mencemari permukaan suatu benda dengan droplet pasien COVID-19.

Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) mengatakan, orang yang terinfeksi tanpa gejala lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus dibandingkan mereka yang mengalami gejala. 

Baca Juga: Google Doodle Ingatkan Buat Menggunakan Masker Dobel dan Jaga Jarak

Pencegahan

Cara Jepang #hadapicorona

Tentunya ada cara yang bisa kita lakukan agar dapat meminimalisir infeksi virus corona dari pasien OTG, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan dengan tepat.

Salah satunya, jaga jarak dengan orang lain dan kurangi aktivitas di luar rumah.

Biasakan juga untuk selalu mencuci tangan dengan sabun disinfektan dan air mengalir, atau rajin menggunakan hand sanitizer terutama jika kita harus bepergian keluar dan berkontak langsung dengan orang lain.

Kita juga harus tetap menggunakan masker serta hindari menyentuh wajah, mata, dan mulut dengan tangan yang enggak bersih.

 

(*)