CewekBanget.ID - Menstruasi biasanya menimbulkan sejumlah gejala yang bikin kita enggak nyaman.
Salah satunya yang cukup sering dirasakan adalah sakit perut yang biasanya berkaitan dengan sembelit atau kembung.
Bukan sekadar tanda kehadiran menstruasi, rupanya gejala tersebut ada penjelasan ilmiahnya, lho!
Baca Juga: Ingat! 6 Hal Ini Dilarang Keras untuk Dilakukan Saat Menstruasi!
Masalah Perut Saat Menstruasi
Terkadang, kita merasa enggak nyaman di bagian pencernaan menjelang atau saat menstruasi.
Ada beragam rasa yang dialami kita sebagai cewek pada fase tersebut, misalnya masalah pencernaan meski sudah menjaga kebersihan dan berolahraga, atau rasa begah seperti ada gas di dalam perut.
Selain itu, ada pula cewek yang mengalami diare, sembelit, dan suara-suara gaduh di perut ketika datang bulan.
Berdasarkan penjelasan dokter, menstruasi memang membawa gejala-gejala yang enggak mengenakkan pada perut seperti kembung, diare, dan sembelit.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Siklus Menstruasi Sering Barengan dengan Sahabat!
Hormon dan Reaksi Kimia
Gejala-gejala saat menstruasi tersebut rupanya disebabkan oleh hormon dan reaksi kimia, yang juga memungkinkan terjadinya ovulasi dan menstruasi.
Dilansir dari MedicineNet.com, tingkat estrogen atau hormon penting dalam mempersiapkan telur untuk ovulasi yang rendah di kala menstruasi memicu kemunculan beragam gejala tersebut.
Sedangkan progresteron atau hormon yang meningkat segera setelah ovulasi akan menurun secara perlahan sampai levelnya turun cukup untuk memicu menstruasi.
Baca Juga: Perhatikan Pemakaian Bra dan 4 Cara Atasi Nyeri Payudara Saat Siklus Menstruasi!
Kembung dan sembelit adalah efek sekunder dari perlambatan atau ketenangan pada kontraktilitas otot polos saluran pencernaan yang disebabkan oleh progresteron.
Kemudian, gejala diare dan suara gemuruh dari perut saat haid bisa jadi disebabkan oleh tingkat prostagladin, atau reaksi kimia yang dilepaskan setelah memicu menstruasi dan menyebabkan kontraksi rahim yang tinggi.
Meringankan Gejala Menstruasi
Untuk meringankan berbagai gejala tersebut, kita dapat mengubah pola makan dengan mengonsumsi banyak makanan berserat tinggi, biji-bijian, dan sayuran.
Batasi pula asupan garam tambahan, susu, gula, alkohol, makanan pedas, dan kafein.
Selain itu, kita pun bisa melakukan olahraga dan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dan, jika perlu, berbicara dengan ahli.
(*)