Sering Bikin Salah Paham, Kepoin Mitos dan Fakta Seputar Momen Berduka

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 19 Desember 2021 | 21:20 WIB
Drama 'Hometown Cha Cha Cha' (foto : tvN)

CewekBanget.ID - Banyak anggapan dan pendapat mengenai cara seseorang harus menghadapi perasaan duka, terutama saat sesuatu atau seseorang yang dicintai pergi untuk selamanya.

Pada dasarnya, ini mungkin termasuk salah satu momen terberat dalam hidup dan tentu semua orang memiliki cara masing-masing untuk berdamai dengan kehilangan.

Makanya, mitos seputar momen dan perasaan duka berikut ini sebaiknya kita ketahui pula faktanya, agar kita enggak lantas mengecilkan seseorang berdasarkan caranya menyembuhkan diri dan menerima kehilangan.

Baca Juga: 3 Hal yang Sebaiknya Enggak Kita Lakukan Saat Menyebarkan Kabar Duka di Medsos

 

Duka Akan Hilang Lebih Cepat kalau Diabaikan?

Kita mungkin sering mendengar kalau perasaan duka dan nyeri saat kehilangan seseorang yang dicintai akan lebih cepat berlalu kalau kita mengabaikannya.

Tapi sebetulnya, semakin kita berusaha mengabaikan duka atau menyembunyikan perasaan itu, semakin buruk pula dampaknya untuk diri kita.

Healing sesungguhnya adalah dengan mengakui perasaan yang melanda kita dan mencari cara untuk mengatasinya.

Kita Harus Kuat Saat Kehilangan?

Saat berduka, banyak orang menyampaikan kata-kata yang mengesankan kita harus jadi orang yang kuat di tengah suasana berkabung, apa lagi jika kita memiliki orang-orang yang harus kita 'lindungi' di sekitar kita setelah kehilangan.

Mungkin maksudnya baik, tapi yang harus kita ketahui, kita juga berhak merasa sedih, takut, dan kesepian ketika menghadapi momen berduka.

Menangis bukan tanda kelemahan, kok!

Jadi enggak apa-apa untuk menunjukkan perasaan kita yang sebenarnya, karena hal ini dapat membantu kita menjalani hari dan menyembuhkan diri.

Baca Juga: Jangan Ucapkan 2 Hal Ini Pada Orang yang Sedang Kesulitan, Ya!

 

Enggak Menangis Berarti Enggak Berduka?

Di sisi lain, enggak semua orang sanggup untuk menitikkan air mata saat dilanda syok berat dan perasaan negatif lainnya ketika berduka.

Ini enggak lantas membuat kita kurang berduka dibanding yang lain.

Malah, seringkali orang yang enggak menangis saat berkabung sebetulnya merasakan sakit yang lebih mendalam dan enggak tertahankan, sehingga ia bahkan enggak bisa menangis lagi.

 

Ada Durasi Tertentu untuk Membiarkan Diri Berduka?

Enggak ada waktu spesifik untuk berduka dan pulih.

Semua orang memiliki timing masing-masing untuk dapat menerima kehilangan dan berusaha bangkit.

Jadi kalau kita baru bisa mengenyahkan duka setelah bertahun-tahun, atau malah bisa melepaskannya dan beraktivitas seperti biasa hanya dalam waktu beberapa hari, itu sama-sama hal yang wajar terjadi.

Baca Juga: Lewat Postingan Instagram, Pevita Pearce Sampaikan Kabar Duka Meninggalnya Sang Ayah

 

Move On Berarti Melupakan Kehilangan?

Pada akhirnya, kita semua harus tetap menjalani hidup meski hati masih terasa perih setelah mengalami kehilangan.

Move on sendiri mungkin berarti kita sudah menerima bahwa yang hilang enggak akan kembali, tapi ini enggak lantas berarti kita lupa.

Kita bisa menjaga ingatan tentang seseorang atau sesuatu yang sudah tiada selamanya, sekaligus menjalani kehidupan seperti biasa lagi.

Ini berarti, kita sudah melalui tahap-tahap berduka dan mencapai tahap penerimaan.

 

(*)