Apakah kebiasaan scrolling media sosial enggak lagi terasa positif atau menyenangkan?
Atau lebih parah lagi, kebiasaan mengecek media sosial membuat kehidupan kita jadi enggak seimbang, memicu gejala obsesif-kompulsif, hingga mengganggu berbagai aspek hidup?
Kita bisa melakukan evaluasi ini dengan menulis jurnal sehingga semua dampak baik dan buruknya terlihat jelas.
Beberapa tanda jelas kalau media sosial sudah enggak sehat bagi hidup kita adalah ketika hubungan sosial, pola tidur, kondisi keuangan, hingga kesehatan fisik dan mental jadi kacau seiring dengan seringnya kita mengakses media sosial.
Detoks dan Membatasi Diri
Ini bukan berarti kita sama sekali enggak boleh mengakses media sosial lho, ya.
Enggak bisa dipungkiri, saat ini segala hal memang lebih mudah dilakukan lewat internet dan media sosial, dan pemanfaatannya yang tepat bakal sangat membantu kita.
Baca Juga: Pengin Jadi Pribadi yang Bijak Bermedia Sosial? Coba Terapkan 4 Tips Ini, Yuk!
Tapi kita perlu membatasi diri agar tahu kapan harus rehat sejenak dari media sosial.
Misalnya, saat kelas, rapat, atau melakukan aktivitas sosial di dunia nyata, usahakan untuk enggak keseringan mengecek ponsel.
Ini bisa kita lakukan pelan-pelan dulu sebelum akhirnya dapat mengabaikan ponsel sepenuhnya saat sedang berjumpa dan berinteraksi dengan orang lain.
Untuk detoks dari media sosial, kita bisa logout dan menonaktifkan akun media sosial.