Obat Asam Lambung Bisa Jadi Pemicu Kanker? Ini Penjelasannya!

By Monika Perangin, Selasa, 21 Juni 2022 | 10:05 WIB
ilustrasi asam lambung (kompas.com)

CewekBanget.ID - Punya sakit asam lambung membuat kita merasa serba salah saat makan.

Sewaktu asam lambung kumat, satu-satunya jalan pintas yang bisa kita lakukan untuk meradakan sakitnya adalah dengan minum obat.

Minum obat asam lambung, bisa membuat nyeri dan rasa sakit yang kita alami perlahan-lahan berkurang.

Namun sayangnya, ternyata ada obat asam lambung yang bisa jadi pemicu kanker, lho.

Melansir dari laman Kompas.com, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia sudah memerintahkan untuk menarik beberapa obat asam lambung dari peredaran.

Seenggaknya ada lima produk ranitidin yang terdeteksi mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA) yang bisa berubah menjadi zar penyebab kanker atau bersifat karsinogenink.

Produk ranitidin sendiri adalah seuatu obat dalam golongan antagonis H2 yang bisa menurunkan produksi asam lambung.

Obat ranitidin biasanya sangat berguna untuk pengobatan ulkus peptikum, penyakit refluks gastroesofagus, dan sindrom Zollinger-Ellison.

Namun, BPOM sudah memerintahkan untuk menarik lama obat produk ranitidin yang mengandung NDMA.

Begini nih penjelasannya lebih lanjut!

Baca Juga: Bikin Kondisi Makin Parah, Hindari 5 Makanan Ini Saat Heartburn!

Penjelasan

ilustrasi orang minum obat pelangsing sembarangan

Produk ranitidin yang mengandung NDMA adalah Ranitidine Cairan Injeksi 25 mg/ml.

Melansir dari Kompas.com, beberapa produk ranitidin terdeteksi NDMA yang sudah ditarik oleh BPOM secara sukarela adalah Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL dari PT Glaxo Wellcome Indonesia.

Selanjutnya ada obat Rinadin Sirup 75 mg/5mL dari PT Global Multi Pharmalab, Indoran Cairan Injeksi 25 mg/mL, dan yang terakhir ada Ranitidine cairan injeksi 25 mg/ML dari PT Indofarma.

Dilansir dari BPOM RI, penarikan produk ranitidin yang terkontaminasi NDMA, sebelumnya sudah diedarkan sejak tahun 1989 lalu.

BPOM mmemberikan persetujuan pada ranitidin untuk mengobati gejala penyakit tukak lambung dan tukak usus.

Pemberian izin yang sebelumnya dilakukan oleh BPOM ini dilakukan atas sadar kajian evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu yang didapatkan.

Namun, pada akhir 2019 lalu, BPOM Amerika Serikat (FDA) dan BPOM Eropa (EMA) mengeluarkan peringatan tntang temuannya mengenai NDMA yang sudah tercemar.

Para penelitian menemukan cemaran NDMA dalam kadar rendah pada sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin.

Baca Juga: Asam Lambung Naik Sampai Mual? Ubah Pola Makan dan Lakukan Ini!

 

ilustrasi minum obat warung

Menurut studi global, NDMA mempunyai nilai ambang batas 96 ng/hari.

Bilang kita mengonsumsi NDMA diambang batas terus menerus setiap hari, maka NMDA akan bersifat karsinogenik.

Untuk itu, BPOM sudah menindaklanjuti hasil pengujian dan memerintahkan untuk menghentikan produksi dan distribusi.

Bagi kita yang biasa mengobati asam lambung dengan minum obat dengan kandungan ranitidin, diminta untuk berhenti.

Saat asam lambung mulai kambung kita disarankan buat mengonsumsi beberapa obat-obatan lainnya.

Melansir dari Kompas.com, menurut Akademisi dan Praktisi Kesehatan Dr Ari Fahrial Syam, kita bisa menggunakan obat seperti, seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, dan pantoprazol.

 Baca Juga: Asam Lambung Naik Bikin Menderita? 5 Buah Ini Bisa Bantu Meredakannya!

(*)