Ruang Aman Buat Semua, Alasan Cewek Juga Berhak Suka Musik Punk!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 15 September 2022 | 10:20 WIB
Ilustrasi konser punk (HAI Online)

CewekBanget.ID - Girls, apakah ada di antara kamu yang menyukai musik dan budaya punk?

Kalau iya, mungkin kita kerap dianggap aneh, nyeleneh, hingga 'enggak benar' gara-gara menyukai musik dan budaya yang dipandang sebagai sesuatu yang 'laki banget'.

Sayangnya, bukan cuma dari orang luar, kadang posisi cewek yang kerap dipinggirkan di skena punk bikin berbagai peristiwa seperti pelecehan hingga kekerasan seksual bisa terjadi dan dianggap lumrah, padahal kita cuma mau bersenang-senang seperti orang lain.

Nah, perasaan enggak diterimanya cewek di skena punk seperti itu lalu memunculkan gerakan riot grrrl, istilah untuk menyebut gerakan feminisme 'bawah tanah' di skena punk. Meski identik banget dengan cowok, enggak jarang juga musik dan budaya punk juga sebetulnya diminati para cewek.

Gerakan riot grrrl sendiri sudah eksis lama dan terus berlanjut, tapi rupanya ruang aman bagi cewek di punk enggak serta-merta terbentuk. Bukan hanya di dalam skena musiknya, stigma terhadap cewek yang menyukai dan terlibat dalam musik dan komunitas punk pun masih bersifat negatif dan menyudutkan.

Terus, gimana sih sebenarnya sejarah gerakan riot grrrl? Terus, apa aja yang dihadapi para cewek di skena punk? Bisakah ruang aman itu terwujud?

Riot Grrrl

Meski istilah ini mungkin belum betul-betul dikenal oleh banyak orang, sebagian cewek penggemar musik punk yang juga mengikuti budaya punk mungkin pernah mendengar kata tersebut.

Dalam buku the Riot Grrrl Movement oleh Steve Feliciano, riot grrrl adalah gerakan punk feminis 'bawah tanah' yang dimulai pada awal tahun 1990-an di Amerika Serikat dan sejak itu tersebar seenggaknya di 26 negara.

Bukan cuma berfokus pada partisipasi perempuan dan gender lain dalam musik punk, riot grrrl juga mengombinasikannya dengan feminisme dan politik; dalam gerakan feminisme, riot grrrl kerap identik dengan feminisme gelombang ketiga hingga keempat yang memang sedang berada pada puncaknya di masa itu.

Gerakan riot grrrl sendiri mulai redup beberapa lama setelah kemunculannya, tapi prinsip untuk memperjuangkan hak atas ruang aman perempuan di punk masih berlanjut.

Baca Juga: Gangga Kusuma, Pacar Awkarin yang Dulu Penyanyi Punk Kini Sad Boy!