Toxic Productivity, Ketika Jadi Produktif Malah Merugikan Diri Sendiri

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 21 Oktober 2022 | 23:48 WIB
Ilustrasi kehilangan pekerjaan (Shutterstock via kompas.com)

Ingat girls, sesibuk apapun, kita berhak dan harus meluangkan waktu untuk beristirahat atau diam sejenak.

 
 

Tanda kita terjebak dalam toxic productivity adalah perasaan bersalah yang timbul ketika kita sedang enggak mengerjakan sesuatu atau memanfaatkan waktu kosong untuk mengambil napas sejenak.

Ketika kita berada dalam produktivitas beracun, rasanya setiap waktu yang ada harus kita gunakan untuk mengerjakan sesuatu, sehingga pada akhirnya kita malah tertekan sendiri.

Ekspektasi Enggak Realistis terhadap Diri Sendiri

Salah satu alasan orang yang terjebak dalam toxic productivity jadi terlalu keras bekerja adalah target enggak realistis yang ditetapkan bagi diri sendiri.

Hal-hal yang sebetulnya butuh waktu lebih lama atau tenaga lebih besar dipaksakan untuk tercapai dalam durasi dan kemampuan seadanya.

Ini sama sekali enggak sehat dan malah menjauhkan kita dari target yang hendak dicapai.

Enggak Pernah Puas

Bagi orang yang terjebak toxic productivity, rasanya segala hal yang telah dilakukan selalu kurang dan membuatnya harus bekerja lebih keras lagi.

Padahal sebetulnya, secara obyektif, apa yang kita miliki sejauh ini sudah cukup, ditambah lagi kita sudah sangat memforsir diri sendiri.

Bahkan, bisa jadi kita melakukan hal-hal yang sebetulnya enggak perlu demi berusaha memuaskan diri dan merasa cukup.

Kalau kita menyadari diri kita terjebak dalam toxic productivity dan enggak tahu cara melepaskan diri dari kebiasaan beracun tersebut, minta bantuan orang lain atau konsultasikan dengan ahli, ya.

(*)