Jangan Kaget! Ini Manfaat Kalau Kita Makan 2 Buah Alpukat Tiap Hari!

By Siti Fatimah Al Mukarramah, Sabtu, 7 Januari 2023 | 20:05 WIB
Ilustrasi alpukat (Treehugger)

Setelah menyesuaikan faktor diet dan gaya hidup, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengonsusmi dua atau lebih alpukat per minggu punya risiko penyakit jantung lebih rendah.

Risiko penyakit jantung lebih rendah 16 persen, begitu juga dengan risiko penyakit jantung koroner 21 persen lebih rendah dibanding dengan yang partisipan yang enggak makan alpukat.

Selain itu, mengganti setengah porsi harian mayones, margarin, mentega, telur, yogurt, keju, atau daging olahan dengan alpukat, mempunyai risiko penyakit jantung koroner 19-31 persen lebih rendah.

Dari penelitian tersebut enggak ditemukan adanya hubungan antara risiko terkena stroke dan konsumsi alpukat.

Baca Juga: Hobi Minum Jus Alpukat Campur Susu Kental Manis? Ini Dampak Buruknya!

Manfaat luar biasa alpukat terhadap kesehatan jantung berasal dari kandungan nutrisi yang beragam, menurut peneliti Lorena Pacheco, Ph.D., MPH, RDN.

"Alpukat adalah makanan kaya nutrisi dengan senyawa makanan yang disukai termasuk lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda (lemak sehat), vitamin, mineral, serat larut, protein nabati, pitosterol, dan polifenol," ujar peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Menurutnya, nutrisi tersebut berpotensi menawarkan manfaat kardioprotektif.

"Asam lemak tak jenuh tunggal utama yang ada dalam alpukat adalah asam oleat, lemak sehat, dan disarankan untuk mengurangi hipertensi, peradangan, dan sensitivitas insulin,"  pungkasnya.

Selain itu, alpukat juga mengandung sterol yang bisa memberikan efek positif terhadap profil lipid.

Ada juga asupan serat larut yang bisa menghasilkan porfil lipid yang lebih baik, sehingga mampu menurunkan kadar kolesterol jahat.

"Mereka juga merupakan sumber protein nabati. Secara kolektif, sangat mungkin bahwa 'paket' senyawa kesehatan jantung ini menjelaskan hasil temuan," ujar Penny M. Kris-Etherton, Ph.D., profesor ilmu gizi di Penn State College of Health and Human Development.