Info Penyakit Gangguan Kecemasan, Gimana Cara untuk Meredakannya?

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 9 Februari 2023 | 04:05 WIB
Ilustrasi perbedaan serangan jantung dan serangan panik (foto : halodoc)

CewekBanget.ID - Info penyakit gangguan kecemasan dan serangan panik semakin menjadi perhatian banyak orang akhir-akhir ini.

Memang sudah seharusnya kita menyadari pentingnya pembahasan terkait kesehatan mental, termasuk info penyakit gangguan kecemasan dan serangan panik.

Pasalnya, bukan sekadar perasaan cemas yang cepat lalu, info penyakit gangguan kecemasan dan serangan panik bisa terjadi tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas, hingga mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kalau dibiarkan, gangguan kecemasan bisa merembet pada masalah mental lainnya yang lebih parah, termasuk depresi.

Jadi jangan anggap sepele gangguan kecemasan, ya.

Kenali, begini sejumlah cara yang bisa kita coba lakukan untuk meredakan gangguan kecemasan.

Sadari Kita Enggak Dalam Bahaya

Gangguan kecemasan biasanya membuat kita jauh lebih waspada, sampai kita merasa selalu berada di bawah ancaman atau bahaya.

Gejala yang menyertai situasi ini antara lain jantung berdebar begitu kencang, mual, gemetaran, dan denyut nadi enggak teratur.

Untuk mengatasi hal ini, selalu sadarkan diri sendiri kalau skenario terburuk yang kita pikirkan hanya ada di kepala kita.

Coba tenangkan diri dan camkan kesadaran tersebut dalam benak kita, beri diri sendiri waktu selama beberapa menit sampai kecemasan mereda.

Baca Juga: Info Penyakit Serius dari Nyeri Punggung, Kenali 4 Gejalanya!

Bernapas

Jangan lupa bernapas perlahan dan pelan-pelan saat kita mulai merasakan serangan panik.

Ketika serangan panik atau kecemasan melanda, kita bisa jadi merasakan nyeri dada akibat otot yang mengencang saat tegang.

Sehingga kita sampai lupa atau kesulitan bernapas.

Untuk meredakannya, dorong diri untuk bernapas dalam-dalam dan atur ritmenya agar enggak terburu-buru.

Bernapaslah melalui hidung alih-alih mulut, dan lakukan pelan-pelan saja agar tubuh menyadari bahwa kita baik-baik saja dan enggak sedang dalam bahaya.

Diet Sehat dan Olahraga

Jangan salah, mengatur pola makan dan olahraga juga sangat berpengaruh terhadap intensitas kecemasan, lho.

Ketika kita mengalami stres dan kecemasan, coba perhatikan menu santapan kita dan perbanyak makanan kaya nutrisi seperti sayuran dan buah-buahan, serta hindari alkohol dan kafein.

Sedangkan untuk olahraga, studi telah menunjukkan bahwa jarang melakukan aktivitas fisik kerap berkaitan dengan gejala kecemasan.

Jadi cobalah untuk memperbanyak olahraga atau aktivitas yang dapat mengaktivasi zat kimiawi di otak, sehingga kecemasan berkurang.

Baca Juga: Info Penyakit Gagal Ginjal Akut Pada Anak Kecil. Kasus Baru di Indonesia

Pahami Pemicu

Apa yang kerap memicu munculnya kecemasan kita?

Selain faktor genetik dan bawaan lainnya, kecemasan bisa muncul dan memburuk akibat faktor pemicu tertentu.

Biasanya hal-hal yang bikin stres atau enggak terduga dalam hidup kita, seperti nilai yang anjlok, dipecat dari pekerjaan, dan sebagainya.

Ketika faktor penyebab stres itu menumpuk, stres menjadi enggak terkendali sehingga alarm pada tubuh dan otak menangkap sinyal bahwa kita berada dalam bahaya, dan memicu kecemasan.

Pada orang dengan gangguan kecemasan, alarm tubuh dan otak tersebut menyebabkan ketidakyakinan atau perasaan enggak berdaya.

Sedangkan orang dengan serangan panik bakal mengalami perubahan reaksi fisiologis terhadap sesuatu, misalnya olahraga atau berhubungan fisik dengan orang lain.

Tidur Cukup

Yang terpenting, tidur cukup terbukti sangat ampuh dalam meredakan kecemasan dan serangan panik.

Durasi dan kualitas tidur yang cukup dapat berpengaruh terhadap kondisi mood dan kemampuan kita menghadapi faktor penyebab stres.

Selain itu, studi juga telah berkali-kali menemukan bahwa kualitas tidur punya dampak yang kuat terhadap kesehatan mental.

Faktanya, kurang tidur bikin kita mudah kesal, bad mood, dan menimbulkan stres, dan seluruh faktor tersebut membuat kita sulit tidur sehingga hal tersebut menjadi sebuah siklus berbahaya.

 Baca Juga: Info Penyakit Osteoporosis Rentan Dialami Perempuan! Apa Penyebabnya?

(*)