Gempa 7.3 Mentawai, Kenali Zona Megathrust Mentawai dan Sejarahnya

By Siti Fatimah Al Mukarramah, Selasa, 25 April 2023 | 06:31 WIB
Gempa 7,3 Mentawai (via Kompas regional)

CewekBanget.ID - Gempa M 7,3 mengguncang Mentawai pada Selasa (25/4/2023) dini hari.

BMKG bahkan mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa yang terjadi pada pukul 03:00:57 WIB dengan kedalaman 84 km tersebut.

Beberapa hari terakhir ini, daerah Mentawai memang sering terjadi gempa.

Bahkan setelah gempa M 7,3 terjadi, Mentawai kembali diguncang gempa susulan M 5,0 pada pukul 05:19 WIB.

FYI, gempa yang terjadi di daerah Mentawai dan Nias enggak terlepas dari keberadaan zona megathrust Mentawai.

Baca Juga: Harus Tahu! Gini Cara Menyelamatkan Diri saat Gempa Sesuai Tempat!

Melansir Kompas.com, zona megathrust Mentawai adalah daerah sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal yang lokasinya berada di sebelah barat Kepulauan Mentawai.

Zona megathrust Mentawai merupakan hasil dari aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia.

Keberadaan zona megathrust ini bukan hal baru, girls, namun udah ada sejak jutaan tahun lalu saat rangkaian busur kepulauan Indonesia terbentuk.

Aktivitas gempa pada segmen megathrust Mentawai ini memang harus kita waspadai.

Bahkan rentetan gempa kecil dan menengah dikhawatirkan dapat menggerakkan gempa bumi besar di segmen megathrust Mentawai yang udah terkunci selama ratusan tahun.

Sejarah Gempa di Zona Megathrust Mentawai

Dilansir dari laman Antara (31/8/2022), Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut segmen megathrust Mentawai memiliki sejarah kegempaan yang panjang.

Catatan sejarah gempa di zona megathrust Mentawai pertama terekam pada tahun 1797, di mana terdapat kejadian gempa dengan magnitudo kisaran (M) 8,6—8,7 yang diikuti tsunami.

Sementara dilansir dari laman Kompas.tv (4/3/2022), Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring menjabarkan secara lengkap catatan sejarah gempa di zona megathrust Mentawai ini.

Dwikorita menjelaskan pada 10 Februari 1797 telah terjadi gempa berkekuatan M 8,5 yang menyebabkan 300 orang meninggal dunia dan menyebabkan tsunami.

Berikut rangkuman singkat sejarah gempa di zona megathrust Mentawai setelah kejadian gempa di atas:

- 4 Februari 1971 gempa M 6,3 menyebabkan sejumlah bangunan rusak.

- Gempa kembali terjadi pada 8 Maret 1977 dengan berkekuatan M 5,5 yang membuat 982 rumah serta sejumlah fasilitas umum rusak.

- 28 April 1979 terjadi gempa bermagnitudo 5,8 yang membuat sebanyak 64 orang meninggal, sembilan orang hilang, dan 193 rumah rusak.

- Catatan gempa kembali terjadi pada 16 Februari 2004 dengan M 5,6 yang membuat lima orang meninggal, tujuh orang luka-luka, dan 100 rumah rusak.

- Berselang tujuh hari, gempa M 6,0 kembali mengguncang segmen Mentawai.

- 17 Desember 2006, gempa M 6,0 mengguncang dan membuat tujuh orang meninggal, 100 orang luka-luka, dan 680 rumah rusak.

Baca Juga: Waspada Gempa, Ketahui 3 Langkah Menyelamatkan Diri saat Gempa!

- 6 Maret 2007, setidaknya 67 orang meninggal dunia dan 826 luka-luka akibat gempa M 6,3.

- 13 September 2007 gempa berkekuatan 7,1 menyebabkan 25 meninggal dunia, 161 luka-luka, dan lebih dari 56 ribu bangunan rusak.

- Gempa berkekuatan 7,0 kembali mengguncang pada 25 Februari 2008.

- 16 Agustus 2009, gempa M 6,9 menyebabkan gelombang tsunami dan membuat sembilan orang luka-luka.

- Gempa lebih besar terjadi pada 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 membuat 1.100 meninggal dunia, 2.181 luka-luka, dan 2.650 bangunan rusak serta menyebabkan tsunami.

- Pada 2010, 2014, 2017 kembali terjadi gempa dengan masing-masing magnitudo M 6,0, M 5,0, M 5,5, dan M 6,2.

- Pada 2017 terjadi dua kali gempa, yakni M 5,5 pada 14 Juli dan M 6,2 pada 1 September.

- Gempa dengan magnitudo (M) 5,9 mengguncang wilayah Pantai Barat Sumatera pada Minggu, 23 April 2023 pukul 04.17 WIB. Episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 178 kilometer Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat di kedalaman 23 kilometer.

Potensi Magnitudo Gempa di Zona Megathrust Mentawai

Dwikorita mengungkap bahwa para pakar gempa telah memperhitungkan apabila segmen Megathrust bergerak skenario terburuknya dapat mencapai M 8,9.

Baca Juga: Waspada Gempa M 8,7 Banten, Harus Siap Tas Siaga Bencana! Apa Isinya?

"8,9 itu adalah perkiraan magnitudo yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," ungkap Dwikorita, seperti dikutip dari laman Kompas.tv (4/3/2022).

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Provinsi Sumbar, Syahrazad Jamil juga pernah mengungkap hal yang sama pada sebuah diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar.

Dilansir dari laman Antara (13/11/2020), Syahrazad Jamil mengungkap akibat dari skenario terburuk gempa M 8,9 tersebut.

"20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer," ungkapnya.

Bencana alam tersebut diprediksi setidaknya berdampak pada 1,3 juta penduduk, yang dengan menggunakan skenario terburuk maka diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka.

"Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli," katanya.

Untuk menghindari hal-hal yang enggak diinginkan, mulai dari sekarang kita harus tahu upaya mitigasi gempa dan tsunami ya, girls!

(*)

Baca Juga: Ini 4 Penyebab Kenapa Kita Bisa Merasa Pusing Setelah Terjadi Gempa