Riena & Eve

By Astri Soeparyono, Kamis, 27 November 2014 | 17:00 WIB
Riena & Eve (Astri Soeparyono)

Untuk beberapa saat, Riena merasa tubuhnya melayang. Samar-samar dia mendengar suara klakson yang amat nyaring.

Riena terlempar ke pinggir jalan. Motornya terseret hingga tengah jalan. Tubuh Riena luka-luka. Tulangnya seakan remuk karena menghantam trotoar. Telinganya juga berdenging nyaring. Kepalanya sakit sekali, seperti dipukul dengan batu.

Wajah Eve seketika terbayang di benak Riena. Napas Riena berhembus satu-satu. Tubuhnya benar-benar sakit dan tak bisa digerakkan.

Riena & Eve

"HEI! TOLONG DIA!"

Suara itu sempat terdengar. Riena mencoba membuka mata, tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas. Semuanya buram.

"TELEPON AMBULANS! CEPAT!"

Untuk sesaat, Riena merasakan tubuhnya melayang beberapa senti dari tanah. Dia tak bisa mempercayai penglihatannya sendiri. Tubuhnya kini hanya serupa bayangan.

Apa aku sudah menjadi roh? Aku sudah mati?

 

Pertanyaan itu berkeliaran di benak Riena. Saat dia menoleh ke bawah, dia sungguh terkejut melihat tubuhnya bersimbah darah. Matanya juga terpejam. Saat seorang pria tua menggoyangkan tubuhnya, tubuh Riena tidak bereaksi sama sekali.

Ya, Tuhan.... Riena menutup mulut dengan telapak tangan. Tanpa dia sadari, tubuhnya terus melayang ke angkasa.