"Gan! Gan!" panggilku setengah berbisik membuatnya spontan menoleh ke arahku dengan gelagapan. Spidol yang berada di tangannya sampai terjatuh ke lantai.
"Ganda grogi, ya?" teriak salah seorang temanku yang lagi-lagi menimbulkan suara berisik menyebalkan. Tapi aku tidak peduli, paling-paling juga nanti semua orang akan lupa dengan sendirinya. Sementara Pak Bin hanya senyam-senyum sendiri seolah mengingat masa mudanya.
"Udah, Gan, enggak usah didengerin. Kamu bantuin aku aja, ngerti enggak cara ngerjainnya gimana?" tanyaku setelah dia mengambil spidolnya. Pandangan matanya yang terhalang kacamata tampak fokus melihat soal yang ada di depanku.
"Emm... itu, bukan pake cara parsial tapi cara substitusi. Nilai yang pangkatnya besar dimisalkan 'u', terus diturunin," ujarnya runut walau agak terbata-bata. Aku mengangguk-angguk sok mengerti. Padahal, pada akhirnya aku menyusahkan dia dengan menahannya di depan kelas untuk mengajari soal mematika ini. Walaupun soal yang dia kerjakan sudah selesai dengan sempurna.
Dan hari itu, semua orang tampak semakin senang menggoda dan memberikan kami siulan. Tapi, pada hari itu juga - entah mengapa aku merasa sangat senang diajari oleh Ganda.
Ya, entah mengapa. Tiba-tiba banyak prediksi dan ekspektasi yang bertebaran di benakku. Ada sebuah pertanyaan yang aku ingin ada jawabannya.
***
Hari ini, ada yang berbeda dari penampilan Ganda. Sangat berbeda. Penampilannya hari ini cukup membuat orang menarik napas panjang. Rambutnya yang biasa tersisir rapi dengan belahan ke kanan, tampak agak berantakan. Dan, kacamata yang sering bersantai di daun telinganya, kandas entah kemana. Yang ada, adalah sepasang mata Ganda.
"Penampilan baru buat narik perhatian Vera, ya, Gan?"
Ganda langsung menunduk sambil berjalan tak tentu arah, kadang dia menabrak meja atau kursi yang berada di depannya. Dia tampak celingak-celinguk mencari tempat duduk kosong dengan menyipitkan kedua matanya. Yah, sayang, aku tak dapat melihat matanya secara utuh seperti yang aku duga jika ia tidak menunduk.
"Duduk sini aja, Gan," ujarku spontan - tanpa aku duga juga. Membuat Ganda menjadi salah tingkah dan kelas menjadi semangat karena memiliki bahan baru untuk olok-olokan.
"E-eh, b-boleh ya?"