Kotak dengan Pita Warna

By Astri Soeparyono, Sabtu, 20 Juli 2013 | 16:00 WIB
Kotak dengan Pita Warna (Astri Soeparyono)

"Maaf...aku enggak sengaja." Ada orang lain di hadapannya saat Nilam sadar dari pingsan. Sudah ada Rena juga di sana. Di ruang UKS.

"Aku enggak apa-apa."

"Tapi..." Nilam tak mendengarkan kata orang yang ada di hadapannya. Karena ia tersadar sesuatu. Tersadar bahwa orang yang ada di hadapannya adalah...Rio. Salah satu orang yang memberikan Adelia bunga. Bunga dengan kotak dan pita warna.

"Aku boleh nanya, enggak?" tanya Nilam tiba-tiba.

"Apa?"

"Kenapa kamu ngasih hadiah ke Adelia?" Mata Rena langsung mendelik mendengar pertanyaan Nilam.

"Apa...?"  Rio bertanya balik.

"Maaf, mungkin enggak sopan. Tapi...kalau boleh, aku ingin tahu alasannya."

"Aku...enggak pernah memberi hadiah apa pun ke Adelia." Mata Nilam dan Rena melotot. Mereka tidak mengerti.

"Bukannya...di Valentine's Day tahun lalu, kamu memberikannya? Kotak dengan pita warna dan juga bunga? Dan tahun ini, juga akan begitu, kan? Kamu suka dengan Adelia, kan? Apa karena Adelia cantik?"

"Apa-apaan! Aku rasa omonganmu ngaco." Rio terlihat marah. Ia bangkit dan berdiri. Menatap Nilam dengan tajam. "Maaf, aku enggak akan nunggu hari Valentine day datang hanya untuk memberi hadiah ke seseorang. Dan aku enggak melihat orang hanya dari wajahnya!"

Rio pergi. Berlalu.

Meninggalkan Nilam dan Rena yang bertanya-tanya.

Keduanya saling tatap. Mereka tak mengerti. Lalu...bagaimana mengenai kotak  dengan pita warna yang selama ini dikatakan Adelia? Hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu, bahwa Adelia...berdusta.

***