BUK!
Sebuah dentuman mengagetkan aku. Bunyi apa itu? Kuhampiri, terdengar dari arah belakang.
"Kamu lagi?" tanya laki-laki yang lebih tinggi itu kepadaku. Aku segera berbalik. Tak perlu kutanya, sedang apa dia. Pasti ia tidur lagi pada bangku-bangku yang dijejerkan jadi panjang. Dan tentu saja, ia jatuh lagi.
"Kamu nggak pernah main, ya? Belum punya teman?" Ia sedikit mengejar langkahku. Aku tidak bereaksi apa-apa. Mukaku seperti biasa, datar.
"Kamu anak baru itu, kan? Dari awal masuk nggak pernah ngomong. Sampai perkenalan di kelas pun tetap Ibu Guru yang bicara." Ia masih mengejarku. Sekarang ia malah duduk di sebelahku.
Aku ingin bilang, aku bukan orang yang sombong. Tapi kutahan. Aku tidak ingin mengeluarkan kata atau suara apa pun. Jika kuterangkan, tetap saja ia tidak akan mengerti.
Ia melirik buku gambarku. Dibukanya. Seperti segera ingin melihat apa yang ada di dalamnya. Aku suka jika ia tertarik dengan buku gambar itu.
"Waaah, gambar kamu bagus banget!" decaknya, sambil menatap buku itu. "Kamu suka kupu-kupu, ya?" Aku mengangguk.
"Apa kupu-kupu bisa dipelihara? Ada berapa jenisnya?" tanyanya. Aku masih diam.
"Ah, kamu sombong!" Tiba-tiba ia menghempaskan buku itu.
"Au...au...a-o-oo...!" kataku setengah berteriak. Aku...akhirnya mengeluarkan suara yang selama ini kutahan. Di hadapannya dan di hadapan anak-anak lain di sekolah ini. Ya, aku cuma seorang gagu.