Ekuatorian

By Astri Soeparyono, Senin, 13 Agustus 2012 | 16:00 WIB
Ekuatorian (Astri Soeparyono)

Naisha tersenyum sambil menyiapkan beberapa butir obat dengan segelas air putih. "Ini obatnya. Kamu minum ya!"

"Makasih banyak ya," Rian tersipu malu.

"Iya, sama-sama. Aku cuma sekedar ngejalanin tugasku sebagai petugas PMR, kok."

Begitulah perjumpaan Rian dengan Naisha. Di kota titik nol ekuator dunia, Rian bertemu dengan cewek kenalan pertamanya. Naisha telah mengubah kesan pertamanya pada kota khatulistiwa. Panasnya lintang bumi tidak ia hiraukan lagi. Ada kesejukan baru yang membuatnya betah tinggal di kota ini.

Rian dan Naisha seperti telah digariskan untuk bertemu oleh titik koordinat semesta. Mungkin ini berlebihan tapi ini bisa dibuktikan. Mereka mulai akrab. Jalinan pertemanan tidak bisa terelakkan. Meskipun mereka duduk di kelas yang berbeda, tapi mereka selalu terkoneksi. Entah itu dalam dunia maya ataupun dalam dunia nyata. Rian selalu menyempatkan diri untuk sekedar menemuinya di koridor sekolah. Ia mulai mau membuka diri di depan Naisha. 

Naisha pun mulai tahu beberapa kebiasaan aneh Rian. Mulai dari kebiasaannya yang suka main game Sudoku pas pelajaran Fisika sampai kebiasaannya yang suka pingsan saat upacara bendera dan saat pelajaran olahraga. Rian memang sudah terbiasa dengan kebiasaan anehnya itu. Sejak SMP, ia selalu minta izin untuk absen dalam setiap upacara bendera dan setiap pelajaran yang mengharuskannya belajar di bawah sinar matahari langsung. Dan untuk upacara bendera kemarin, tentu ia masih belum berani meminta izin dispensasi karena ia masih warga baru di sekolah ini.

Naisha adalah sosok teman cewek yang berbeda. Naisha adalah penggemar pelajaran Geografi dan Antariksa. Ia sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan sains dan gejala alam. Cita-cita terbesarnya adalah menjadi ilmuan Geofisika dan bisa keliling dunia. Baginya, setiap tempat di bumi itu istimewa. Jangan heran bila National Geographic jadi saluran televisi favoritnya.

"Kamu udah pernah pergi ke Tugu Khatulistiwa, belum?" tanya Naisha ketika mereka sedang bercakap-cakap di koridor sekolah. 

"Tugu Khatulistiwa? Di mana, tuh?" Rian penasaran.

"Ah, kamu gimana, sih? Ke Pontianak kok belum ke sana! Itu udah jadi trademark kota, tau! Musti dicoba. Apalagi kalo udah tanggal 21 sampe 23 Maret nanti ada kulminasi matahari!"

"Kulminasi matahari? Apaan tuh?"

"Ah, kamu ini gimana sih? Makanya, kalo belajar Fisika jangan maen game mulu! Kulminasi itu adalah titik saat matahari tepat di atas garis khatulistiwa. Bayangan kita jadi menghilang selama beberapa detik. Pokoknya kamu harus nyoba deh! Seru, tau!"