Gadis-Gadis Malam

By Astri Soeparyono, Minggu, 17 Juni 2012 | 16:00 WIB
Gadis-Gadis Malam (Astri Soeparyono)

Malam ini hanya ada aku dan John di studio. Jon sibuk mendesain undangan, dikejar tenggat waktu. Sebaliknya, aku terkantuk-kantuk di depan computer, nganggur. Jam baru menunjukkan pukul tujuh malam, tapi hujan rintik-rintik dan suara keyboard Jon benar-benar meninabobokkanku. Ah, coba kami boleh tutup sekarang juga. Toh tidak ada pelanggan yang datang.

            Baru saja berpikir begitu, pintu studio terbuka. Tiga gadis masuk, langsung menyebar ke berbagai tempat di studio. Yang tampaknya paling tua pergi ke sudut, menemui Jon. Yang paling muda duduk di sofa tunggu di balik tirai hitam. Dan satunya lagi mendatangiku.

            "Bisa tolong masukin foto ke CD?" dia bertanya manis.

            "Bisa," jawabku, walau sebenarnya tak yakin. Aku fotografer di sini, bukan tukang cetak-edit foto. Aku juga belum pernah memasukkan apapun ke CD sebelumnya. Oke, ngaku, aku memang gaptek berat.

            Dia menyerahkan kamera digital, CD, dan USB. Setelah memasukkan foto-fotonya ke computer aku bertanya, "ini dimasukin semua?"

            Enggak. Yang ini, ini, sama ini saja," katanya, menunjuk tiga foto.

            Aku pun mencoba meng-copy foto-foto yang dimaksud ke CD. Seketika kami berdua terlonjak kaget. Cannot copy DSC0069: Files on this CD-ROM drive are read only. You cannot copy or move files over to this CD-ROM drive. Begitu tulisan yang muncul di computer, disertai bunyi dng! Memekakkan.

            "Kenapa, Ben?" tanya Jon, menoleh.

            "Enggak apa-apa," gumamku malu. Masak aku mau bilang enggak bisa masukin foto ke CD? Huh, gengsi lah!

            Kuputuskan untuk mencoba lagi. Gagal lagi. Coba lagi. Gagal lagi. Berkali-kali kucoba, komputerku tetap bandel, tidak mau mengikuti perintah. Cuma ngeluarin tulisan brengsek itu melulu. Sementara di sebelahku, si gadis tersenyum-senyum sendiri, seolah sedang menikmati lelucon pribadi.

            Setelah setengah jam, aku menghentakkan kaki, frustasi. Susah amat, sih? Aku baru akan mencoba untuk ke dua puluh empat kalinya ketika si gadis menyela, "EHM, Mas, maaf ya. Tapi kayaknya kalau CD-nya enggak di masukin CD-RW, enggak bakal bisa, deh."

            Aku menepuk dahi. Ya ampyunn... bego banget sih aku! Masak CD-nya malah kumasukin CD-ROM. Buru-buru kupindahkan lempengan itu ke tempat yang benar, sambil berkata, "Kok kamu enggak bilang dari tadi?"