Ketika Cinta Berpotensi Jadi Bullying

By Marti, Rabu, 4 Desember 2013 | 16:00 WIB
Ketika Cinta Berpotensi Jadi Bullying (Marti)

Ternyata, jatuh cinta bisa berpotensi jadi bullying, girls. Ada beberapa kejadian atau momen yang tanpa disengaja bisa membuat kita jadi korban bullying atau bahkan pelaku tindakan itu. Cari tahu apa yang harus dilakukan ketika jatuh cinta berpotensi jadi bullying, yuk.

Siapa, sih, yang enggak naksir sama kakak kelas si bintang basket sekaligus ketua OSIS dan digilai banyak cewek? Apalagi kalau dia membalas perhatian kita. Duh, senang banget, deh. Tapi, ada yang enggak suka dengan hal ini. Seperti kakak kelas cewek yang merasa tersaingi dan cemburu. Mereka menggencet kita. So, what should we do?

Mungkin kita pengin membalas perlakuan enggak menyenangkan itu dengan memamerkan kemesraan dengan pacar. Cara ini enggak akan berhasil, girls. Karena bisa membuat mereka semakin emosi dan tindakannya akan menjadi-jadi. Jangan terlalu PDA di sekolah agar enggak ada yang merasa cemburu.

Minta pacar untuk mengenalkan kita kepada kakak kelas yang lain. Semakin banyak kakak kelas yang mengenal sifat kita yang sebenarnya, maka enggak akan ada yang ikut-ikutan mem-bully kita seperti si kakak kelas itu.

Beritahu pacar tentang perlakuan enggak mengenakkan yang kita terima. Meski diancam untuk enggak mengadu, jangan takut untuk jujur, girls. Begitu pacar tahu masalah yang kita alami, dia bisa membantu mencari jalan keluarnya. Termasuk, mengajak bicara si kakak kelas itu.

Kita aktif banget di organisasi dan kegiatan sekolah sehingga mengenal banyak cowok. Ada beberapa cowok yang dekat dengan kita. Namun, ada teman yang enggak suka melihat kita didekati banyak cowok dan mulai mengumbar berita negatif tentang kita. Rasanya pengin marah, tapi kita enggak bisa. Duh, sebaiknya gimana, ya?

Mungkin kita hanya menganggap cowok ini sebagai sahabat, tapi orang lain belum tentu menangkap hal yang sama. Kita harus tahu batas berteman dengan cowok, girls. Apalagi jika ada teman yang suka sama salah satu teman cowok kita ini. Jangan sampai kita di-bully gara-gara dituduh merebut gebetannya.

Seasyik apapun temenan sama cowok, sahabat cewek tetap enggak tergantikan, girls. Meski nyaman berteman dengan cowok, kita tetap harus menjaga hubungan baik dengan teman-teman cewek. Kita juga bisa mengajak teman-teman cewek untuk ikut main bareng teman-teman cowok sehingga mereka lebih mengenal kita. Dan, enggak mengumbar berita negatif lagi, deh.

Kita suka banget sama satu cowok. Tapi, ada teman atau adik kelas yang juga suka sama cowok ini. Karena enggak mau kalah, kita pun berantem dengan teman ini. Kita bahkan sampai menggencet dan mengancam mereka biar enggak dekat-dekat dengan gebetan. Duh, jangan sampai jadi seperti ini, deh.

They said love is blind. Tapi, bukan berarti kita boleh nge-bully untuk dapetin perhatian gebetan, girls. Malah, tindakan ini cuma akan bikin gebetan ilfil. Apalagi kalau ternyata dia adalah teman dekat kita, jangan sampai hubungan pertemanan hancur gara-gara suka sama cowok yang sama. Dengan mem-bully orang lain, itu hanya akan menunjukkan kalau kita takut kalah, girls.

Kita bisa menunjukkan kelebihan yang enggak dimiliki teman untuk menarik perhatian gebetan. Misalnya, membuatkan bekal atau mengajak gebetan belajar bareng menjelang ujian. Selain tambah dekat, kita pun bisa meningkatkan imej positif di mata gebetan.

Kita sudah jadian beberapa bulan, tapi enggak bisa terima kalau dia masih dekat dengan mantannya yang juga teman satu sekolah. Kita sering melihat mereka ngobrol bareng dan cemburu, tapi gengsi untuk bertanya langsung pada pacar dan akhirnya menyalahkan mantannya. Kita menyebarkan berita negatif tentang mantannya, seperti mengganggu pacar kita, belum bisa move on, atau membuat gosip kalau dia pengin merebut pacar ktia. Akhirnya, teman-teman lain yang enggak tahu apa-apa percaya sama omongan kita dan ikut nge-bully.

Daripada menyebarkan gosip yang enggak benar, sebaiknya terbuka pada pacar kalau kita enggak suka melihat dia dekat-dekat dengan mantannya. Tapi, jangan emosi, girls. Dengarkan penjelasannya. Siapa tahu kedekatan mereka memang murni temenan.

Kita juga bisa mengobrol bertiga. Hal ini lebih baik dari pada mengkonfrontasi mantan pacarnya. Dengan saling buka-bukaan seperti ini, kita jadi mengerti masalahnya dan enggak berprasangka buruk lagi, deh.

(iif. foto: tamutimes.tamu.edu)