Main Permainan Tradisional, Yuk!

By , Sabtu, 12 Oktober 2013 | 16:00 WIB
Main Permainan Tradisional, Yuk! (cewekbanget)

Sebelum munculnya permainan digital dalam gadget , ada permainan 'kuno' yang  enggak kalah seru, dan justru punya manfaat jauuuh lebih banyak. Cari tahu yuk!

2 orang.

papan congklak dan kerang kecil/biji/batu.

melatih strategi, ketelitian, dan kejujuran.

Papan congklak terdiri dari enam sampai sembilan pasang lubang kecil yang saling berhadapan plus dua lubang besar di ujung kiri dan kanan. Setiap lubang yang berhadapan diisi masing-masing  tujuh biji congklak. Lubang besar di sebelah kiri adalah tempat penyimpanan kita, dan di sebelah kanan adalah tempat penyimpanan lawan. Kita tinggal memindahkan biji-biji tersebut berkeliling, kecuali lubang besar lawan. Pemenang dilihat dari jumlah biji yang ada di tempat penyimpanan setelah semua lubang kecil kosong.

2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 - 5 orang.

tempat yang cukup luas.

melatih ketangkasan, kekompakan, strategi, kecepatan, dan kecerdikan.

Permainan ini terdiri dari dua grup. Setiap grup punya beberapa penjaga yang bertugas menghadang lawan supaya enggak bisa melewati wilayah yang dijaga. Para penjaga terdiri dari penjaga garis horizontal (biasanya dua sampai tiga orang) dan penjaga garis vertikal (biasanya satu orang). Untuk meraih kemenangan setiap anggota grup harus melewati 'wilayah' lawan secara bolak-balik.  

bebas.

gasing yang terbuat dari kayu atau plastik dan kemudian diberi tali dari nilon atau kulit pohon.

just for fun, melatih kesabaran, dan percaya diri.

Gasing adalah permainan asli orang Melayu. Kita bisa bermain gasing sendirian atau berkelompok dengan jumlah pemain bervariasi.  Cara bermainnya, pegang gasing dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang tali. Lilitkan tali pada gasing, mulai dari bagian paksi (kaki) sampai  badan gasing. Lalu, lempar gasing ke tanah yang permukaannya datar. Pemain yang gasingnya berputar paling lama adalah pemenangnya.

2 kelompok, masing-masing terdiri dari 4 - 6 orang.

tempat yang cukup luas, tiang/batu/pilar.

melatih menyusun strategi, kecepatan, kekompakan.

Pada awal permainan, tiap grup punya satu tempat sebagai markas (benteng), biasanya tiang, batu atau pilar. Tiap grup saling menyerang dengan berusaha menyentuh benteng lawan. Selain menyerang, anggota juga bisa menawan anggota lawan. Sebuah grup bisa menang kalau berhasil menawan semua anggota lawan dengan menyentuh badan mereka. Permainan ini mirip banget perang betulan, dengan adanya pemain yang berperan sebagai penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng.

antara 4 - 6 orang.

karung goni dan lapangan yang cukup luas.

melatih kecepatan, keseimbangan, sportivitas.

Sekarang mungkin kita cuma bisa menemukan orang bermain balap karung waktu lomba 17 Agustus-an. Padahal dulu, kita bisa menemukan sekelompok anak yang memainkan permainan ini sehari-hari. Sejumlah peserta memasukkan bagian pinggang ke bawah ke dalam karung kemudian berlomba melompat-lompat sampai ke garis finish.

antara 5-10 orang, makin banyak makin seru.

tempat yang agak luas.

just for fun, kreativitas.

Pemain berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang orang di depannya. Yang paling depan adalah induk. Dua orang disebut gerbang. Mereka berdiri berhadapan dengan tangan membentuk terowongan. Barisan bergerak mengitari gerbang seperti ular naga sambil menyanyikan sebuah lagu. Waktu lagu habis, orang yang berjalan paling belakang akan ditangkap oleh gerbang. Setelah itu, orang yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan. Lalu dia ditempatkan di belakang salah satu gerbang. Permainan terus berlanjut sampai barisan habis dan yang tersisa cuma induk.

2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari minimal 1 orang.

kelereng dari tanah liat/marmer/kaca, lapangan dengan ukuran resmi 15x4 m.

melatih kemampuan berpikir dan motorik, ketelitian, kesabaran.

Masing-masing pemain meletakkan kelereng miliknya di tengah lingkaran (ring). Kelereng disusun membentuk salib, dan dijadikan target tembak tiap pemain. Tujuan utamanya adalah menggeser kelereng pemain lain supaya keluar dari ring, tanpa mengeluarkan kelerengnya sendiri. Permainan selesai saat semua kelereng keluar dari ring. Pemain yang berhasil mengeluarkan kelereng lawan paling banyak menjadi pemenang.

(averina, foto: sosbud.kompasiana.com)