7 Faktor Mengejutkan Penyebab Sulitnya Hidup Sebagai Cewek di Korea Selatan

By Aisha Ria Ginanti, Selasa, 15 Mei 2018 | 06:12 WIB
7 Faktor Mengejutkan Penyebab Sulitnya Hidup Sebagai Cewek di Korea Selatan (Aisha Ria Ginanti)

Contoh lainnya adalah ketika IU merilis lagu Twenty-three, di mana di dalamnya dia bercerita tentang tekanan bagi seleb cewek di Korea untuk tampil atau punya imej lugu dan imut kayak anak kecil, meskipun mereka aslinya sudah jadi cewek dewasa yang enggak mau lagi bersikap seperti itu.

Tapi karena IU memakai pakaian seperti anak kecil di video klipnya, bukannya memunculkan wacana yang kritis soal tekanan tersebut, orang-orang malah menganggap IU sengaja memanfaatkan imej pedofil untuk menjual lagu-lagunya. Duh!

Padahal jadi cewek yang berani, PD dan mandiri juga keren, lho. Baca deh alasan kenapa kita harus jadi cewek mandiri di sini.

Double Standard

Double standard di sini maksudnya menerapkan standar aturan yang berbeda terhadap cewek dan cowok. Di mana cewek ada di posisi yang dirugikan. Misalnya kalau ada girlgroup yang melakukan koreografi seksi dengan pakaian yang seksi pasti akan banyak yang mencela dan menghina.

Bilang mereka murahan, atau bilang mereka seperti pelacur. Intinya tindakan mereka dibilang sebagai tindakan yang melanggar norma dan enggak pantas. Sedangkan kalau ada boygroup yang menampilkan koreografi seksi bahkan buka baju di atas panggung, maka orang-orang akan memuji dan bilang mereka seksi juga keren. Seperti itulah, standarnya berbeda.

Atau bisa juga soal perilaku. Kalau ada seleb cewek yang lupa untuk bowing atau merunduk untuk hormat pada seniornya atau terlihat bete dan lelah saat tampil di sebuah acara di TV, para netizen akan langsung menghakimi dengan bilang mereka enggak sopan dan enggak tahu diri.

Tapi kalau ada seleb cowok yang melakukan itu, maka fans atau netizen akan bilang kalau seleb tersebut lagi sakit atau lelah dan lain sebagainya. Initinya jauh di dalam kehidupan masyarakat Korea, mereka sebenarnya masih menganut paham Confucianism atau Konfusianisme, di mana cowok dianggap lebih tinggi daripada cewek.

Makanya, dalam dunia entertainment pun, seleb cowok punya keuntungan atau kebebasan lebih, di mana publik lebih bisa menerima ketika mereka melakukan kesalahan. Sedangkan seleb cewek lebih mudah untuk dihakimi dan dicela saat mereka melakukan kesalahan, khususnya untuk soal penampilan fisik.

“Kebanyakan video Kpop menggambarkan cewek sebagai objek seks, termasuk para penyanyi cewek dan grup Kpop juga. Mereka banyak menjalani operasi plastik dan menari secara provokatif, tapi masih diharapkan untuk tetap memenuhi norma-norma Konfusianisme tentang perilaku seksual di dalam kehidupan pribadi mereka, sedangkan cowok bisa melakukan apa saja yang mereka mau,” ungkap Kevin Cawley, professor East Asian Studydi University College Cork di Irlandia.

Baca juga: 6 Buku Rekomendasi dari Emma Watson Yang Bikin Kita Jadi Cewek Keren.

Enggak Dapat Kesempatan yang Sama Dalam Pekerjaan

Cewek mendapatkan penilaian dan tuntutan yang lebih tinggi ketika mereka melamar pekerjaan. Ini kembali karena pengaruh ideologi Konfusianisme di mana cewek dianggap harus atau bertugas untuk mengurus rumah dan keluarga, sedangkan cowok harus jadi kepala keluarga dan bekerja.

Akhirnya banyak perusahaan yang jadi ragu untuk mempekerjakan cewek atau mengangkat cewek sebagai pegawai tetap. Hal ini dikarenakan mereka percaya kalau pekerja cewek akan banyak yang mengundurkan diri setetelah mereka menikah dan punya anak. Bahkan biasanya dalam sesi wawancara, calon pekerja cewek selalu ditanya dengan detil soal rencana kapan mereka akan menikah dan punya anak. Kalau dalam jarak dekat, kemungkinan mereka enggak akan dipekerjakan.

Hal ini pun akhirnya membuat Kementrian Tenaga Kerja Korea Selatan melarang para perusahan untuk menanyakan hal tersebut pada para pencari kerja cewek. Sayangnya memang pada kenyataannya, 22% cewek berhenti bekerja karena mempunyai anak dan 44% cewek berhenti bekerja setelah menikah.

Enggak hanya masalah kesempatan kerja, dalam hal gaji atau upah, Korea Selatan menempati posisi pertama untuk negara dengan wage gap (ketimpangan gaji/upa) antara pekerja cewek dan cowok paling tinggi di dunia. Di mana tentunya, cewek diberi gaji/upah jauh lebih rendah daripada cowok, meskipun jabatan atau posisi kerjanya sama.

Berdasarkan Organisation for Economic Co-operation and Development  (OECD) dalam situsnya oced.org, ketimpangan penghasilan antara cewek dan cowok di Korea Selatan ini mencapai poin 36.60 melebihi Estonia di posisi kedua dengan poin 31.50, padahal Estonia adalah negara kecil di Eropa utara yang jauh belum maju kalau dibandingkan Korea.

Hal ini jelas ironis, karena Korea Selatan memiliki presiden cewek dan termasuk negara sangat maju, tapi ternyata kesempatan kerja bagi cewek masih sangat sulit dan ketimpangan penghasilannya masih sangat tinggi.

Meski begitu, ternyata ada juga, lho, 15 Jenis Pekerjaan Cewek Yang Penghasilannya Lebih Besar dari Cowok! Penasaran? Klik di sini.

Diskriminasi Gender dalam Hukum

Isu soal kestidaksetaraan gender antara cewek dan cowok di Korea juga berlaku di dunia hukum. Menurut Cang Pil Wha, direktur Asian Center for Women’s Studyioes di Ewha Womans University, Seoul, isu ini sudah jadi hal yang mengakar secara mental di masyarakat Korea.

Contohnya aja soal kasus kerasan seksual dan pemerkosaan. Banyak kasus seperti ini dilupakan begitu saja hanya karena para jaksa di Korea didominasi oleh cowok. Mereka sering diyakinkan bahwa memberi hukuman yang parah pada cowok tersebut akan sangat memengaruhi kesempatan mereka untuk bisa bekerja dan hidup secara layak di masa depan padahal cowok itu diwajibkan jadi kepala keluarga.

Contohnya dalam kasus kekerasan seksual yang dituduhkan pada Park Yoochun, aktor dan member JYJ yang kemungkinan besar akan dianggap enggak berasalah meskipun banyak cewek yang sudah melaporkannya. Ternyata di balik megah dan gemerlapnya kehidupan industri hiburan di Korea juga kemajuan negara tersebut yang bisa dibilang sudah sangat maju dan modern, cewek masih mendapatkan banyak perlakuan yang enggak setara.

Cewek juga masih dibebani tuntutan enggak realistis yang membuat mereka enggak berani atau enggak bebas untuk jadi diri sendiri. Tindakan body shaming, sexist (tindakan diskriminasi atau penghakiman negatif yang hanya didasarkan pada gender) dan mysogonist (tindakan yang membenci dan enggak mempercayai cewek) masih sangat sering dialami cewek di sana.

Setelah tahu tentang hal ini, gimana pendapat kamu, girls? Ternyata hidup di Korea enggak sekeren dan seseru kelihatannya ya? Beri komen atau tanggapan kamu di kolom komentar ya!

Baca juga: Inspirasi 4 Cewek Keren dari Serial keluaran Marvel