Kenapa Sih, Cewek Harus Lemah Lembut?

By Astri Soeparyono, Jumat, 5 Agustus 2016 | 05:17 WIB
ENggak boleh, bisa mengankut galon air sendiri? (Astri Soeparyono)

“Jadi cewek tuh harus lemah lembut!” katanya. Tapi, kenapa sih, cewek harus lemah lembut? Siapa yang bikin aturannya?

Kata lemah lembut selalu dihubungkan dengan cewek. Pasti kita sering mendengar orang bilang, ‘jadi cewek tuh harus lemah lembut!’  atau ‘ yang lembut sedikit dong. Kamu kan cewek’  dan berbagai ungkapan sejenis. Bahkan salah satu syarat yang sering diajukan agar membuat cowok jatuh cinta adalah sikap lemah lembut ini.

Saya pribadi enggak terlalu suka dengan kata lemah lembut. Ada kata lemah di situ. Hm… kesannya gimana gitu! Saya sempat berpikir lama seperti apa penampilan lemah lembut itu. Karena begitu dijabarkan itu kenapa lebih terlihat seperti cewek yang klemar-klemer dan tanpa ekspresi. Misal; berjalan dengan pelan, ngomong dengan suara pelan dan enggak teriak-teriak. Enggak boleh ketawa ngakak dan banyak lagi. Dengan definisi lemah lembut seperti itu, rasanya enggak enak banget ya, jadi cewek? Terus, kenapa cewek harus lemah lembut?

Lemah lembut ternyata bagian dari stereotype yang sudah melekat lama pada cewek. Sama seperti stereotype yang lain. Saya sempat berdiskusi dengan adik saya soal definisi lemah lembut ini. Dia bilang cewek yang lemah lembut itu yang sikapnya seperti lady. Lady like. Berdasarkan definisi adik saya, mungkin contoh terbaik  tentang cewek lemah lembut jaman sekarang adalah Kate Middleton. Boleh dibilang ada diurutan atas yang berhak mendapat gelar  Lady. Iya, kan? Tapi kalau melihat aktivitas Kate dia sama sekali enggak lady like, lho. Dia bisa mendayung, main volley dan aktivitas yang enggak lady banget.

Nah, sulitkan mendefinisikan lemah lembut di jaman sekarang? Saya lebih suka mendefinisikan lemah lembut bukan sebagai gesture (gerakan tubuh) atau lebih pada attitute atau perilaku.  Untuk perilaku menurut saya sikap lemah lembut jatuh pada sikap-sikap gentle seperti perhatian pada orang lain, peduli sekitar, tahu aturan.  Ini semua paling gampang terlihat kalau kita ada di tempat umum.  Sebagai pengguna Trans Jakarta, setiap hari saya  sering jadi saksi gimana orang berperilaku. Mulai dari yang menyenangkan hingga yang menyebalkan banget.