Seorang cowok yang pernah jadi pacar kita, mau enggak mau, suka enggak suka, meninggalkan jejak memori yang terkadang sulit untuk dihapuskan.
Terlebih lagi kalau semasa pacaran, dia adalah cowok terbaik yang pernah kita kenal. Langsung deh label Mantan Terindah jadi julukan yang tepat buat dia.
Tapi untuk satu dan lain hal, kita terpaksa harus putus dengannya. Terlepas dari apa pun alasan kita putus dengannya, ia tetap punya ruang khusus di hati kita.
Perilaku dia juga masih baik dan romantis seperti waktu masih pacaran dulu. Dalam hati kita berkata, mungkin sebenarnya kita masih sama-sama sayang.
Sampailah pada waktu di mana dia mengatakannya langsung, dia masih sayang sama kita. Tapi dia enggak mengajak untuk balikan, meski perlakuannya masih sama.
Kita mulai merasakan kegalauan ketika teman terdekat kita bilang mantan sudah mendekati cewek lain. Keduanya juga mulai go public dengan sering update medsos bersama.
Iya, kita yang enggak ada status apa pun ini enggak bisa marah juga. Tapi kita berhak dong untuk meminta penjelasan, sebenarnya dia memilih siapa?
Sebenarnya perasaan apa yang dia rasakan sama kita?
Rasanya digantungin hubungan sama mantan sendiri itu terkadang lebih sakit daripada di-PHP sama gebetan yang enggak kunjung ngajak jadian.
Lucunya, kita membiarkan diri terjebak dan terperosok dalam hubungan tanpa status seperti ini. Alasannya sederhana: kita masih sayang banget sama dia.
Baca juga: Dear Cewek, Menolak Ajakan untuk Berhubungan Seks Itu adalah Hak Kita. Jangan Takut Bilang Tidak!
Buat kaum cewek, cowok adalah sosok yang paling susah ditebak maunya apa. Padahal sebenarnya, mengerti perilaku cowok itu sederhana.
Ketika ia sayang, ia akan menunjukkannya. Ketika ia ingin menggapai sesuatu, ia akan berusaha untuk mendapatkannya. Iya, usaha.
Nah, sekarang, seberapa besar usaha yang mantan lakukan untuk menunjukkan ia sayang sama kita?
Seberapa besar perhatiannya untuk mendapatkan kembali hati kita? Atau jangan-jangan selama ini kita salah kaprah.
Dia bukannya masih sayang, hanya saja dia terlanjur nyaman dekat kita, tapi enggak mau untuk memulai hubungan lagi. Dan lagi, seberapa besar kita merasa dihargai kalau berada di dekatnya?
“Aku sama mantanku sudah putus lima bulan yang lalu, tapi sejak putus sampai sekarang masih seperti orang pacaran. Dia bilang sayang tapi dia enggak mau balikan. Aku tahu dia sudah dekat dengan cewek lain, dan aku takut banget kalau mereka jadian. Karena sebenarnya aku enggak tahu statusku ini apa.” (Ririn, 18 tahun)
“Meski pun sudah putus, aku masih sayang sama mantan. Aku masih mau kalau diajak jalan bareng dan komunikasi masih lancar. Dia pernah mengajak aku balikan, sayangnya aku tahu dia sudah punya pacar. Sempat timbul pikiran jahat, apa aku jadi pacar keduanya saja ya? Tapi sebenarnya aku enggak mau jadi orang ketiga, walaupun aku sayang banget sama dia.” (Gina, 20 tahun)
Enggak Sekadar Sayang
Selain melihat dari usahanya, kita juga harus paham sampai tahap mana kita bisa punya ‘hubungan tanpa status’ sama mantan.
Kalau dia sudah punya pacar, rasanya sudah pasti kita harus mundur teratur. Sayang itu juga perlu pakai akal sehat, kan?
Seorang psikolog bernama Roslina Verauli, M.Psi., mengatakan kualitas seorang cowok dilihat dari bagaimana dia bisa menghargai sebuah hubungan.
Kalau dia masih dekatin kita, sedangkan dia punya cewek atau meng-gebet cewek lain, ya artinya dia bukan cowok terbaik. Meski kita masih sayang, kita juga perlu membuka mata.
Meski usahanya kencang banget untuk mendapatkan hati kita kembali, kita harus pakai logika. Kita punya hak untuk enggak terlalu merespon semua tindakannya.
Sebelum kita bilang kalau kita sayang banget sama dia, cobalah untuk menyayangi diri sendiri dulu. Dengan begitu, kita bisa move on dengan hati yang tenang.
Baca juga: 7 Pertanyaan yang Enggak Boleh Ditanyakan Saat First Date, Menurut Kebiasaan Netizen Korea