Curhat Cewek yang Pernah Dibully Sampai Menangis di Depan Kelas Karena Cadel. Sedih Banget!

By Debora Gracia, Rabu, 14 Maret 2018 | 15:15 WIB
Curhat Cewek yang Pernah Dibully Sampai Menangis di Depan Kelas Karena Cadel. Sedih Banget! (Debora Gracia)

Bully-an, dalam bentuk apa pun, sebenarnya bukan hal yang seharusnya kita lakukan kepada teman kita, terlepas dari apa pun keadaannya. Entah dia punya kulit yang berbeda dari kebanyakan orang, punya jenis rambut yang berbeda, atau punya keunikan yang bikin dia berbeda dengan orang lain.

Bully-an, yang awalnya mungkin hanya sekadar ‘ngecengin’ bisa menjadi satu tindakan yang menyakiti hati orang lain, tanpa pernah kita sadari. Seperti kisah Wanda, bercerita kepada Cewekbanget.id, bahwa ia pernah di-bully karena cadel huruf R sejak dari SD hingga SMK.

(Baca juga: 

“Dari aku SD sampai SMK, aku sering banget di-bully karena aku cadel huruf R. Awalnya aku diam saja dan enggak berani untuk berbuat apa pun. Sampai akhirnya ada satu kejadian yang bikin aku sudah enggak tahan lagi dengan sikap orang lain karena cadel.

Waktu aku SD, aku di-bully sewaktu aku jadi pemimpin upacara. Jadi ketika aku memberikan aba-aba ‘Siap gerak!’, teman-teman yang lain malah berbisik satu sama lain dan mempertanyakan kenapa ucapanku terdengar aneh. Karena saat itu aku masih kecil, jadinya ya biasa saja dan enggak mikir yang macam-macam.

Sewaktu aku SMP dan ikut kegiatan Pramuka, aku pernah tergabung dalam sebuah kelompok dan harus membuat yel-yel. Ada bagian dari yel-yel tersebut yang menyebutkan kata ‘Hagemaru’, salah satu tokoh kartun yang terkenal. Aku disuruh menyebutkan kata tersebut karena semua orang sudah tahu aku cadel. Karena kata mereka aku lucu kalau mengatakan Hagemaru. Saat itu, aku dijuluki si cadel dan aku tetap merasa sedikit kesal tapi ya lalu biasa saja.

Puncaknya waktu aku presentasi di depan kelas saat SMK, aku seorang diri sedang berusaha menjelaskan bahan yang aku presentasikan. Semua berjalan baik, sampai akhirnya seorang teman cowok meledeki gaya bicaraku dengan nada yang sangat menyebalkan. Dia terus-menerus seperti itu sampai aku merasa enggak dihargai di depan kelas. Aku pun akhirnya menangis.”

(Baca juga: 

Ada kalanya kita merasa enggak mampu dan sudah terlalu sedih dengan keadaan yang enggak sesuai dengan kemauan kita. Begitu pula yang dialami oleh Wanda, yang pernah di-bully karena dia cadel. Tapi sewaktu ia menangis di depan kelas, ia enggak diam saja lalu kembali duduk. Dia justru dengan berani menegur temannya yang meledekinya tersebut.

“Karena sudah enggak tahan, di sela isak tangisku aku bilang, ‘Tolong hargain aku yang lagi bicara di depan kelas, ya.’ Guruku menepuk bahuku, memberikan kekuatan untukku. Setelah itu, temanku tersebut diam dan enggak pernah mem-bully aku lagi. Jadi menurutku, kita harus berani bicara walaupun awalnya memang sulit.”

Sebagai seorang manusia yang pengin dihargai, harusnya kita bisa menghargai pula orang lain apalagi jika dia adalah teman kita sendiri. Pengalaman Wanda mungkin pernah dialami sebagian dari kita, yang awalnya menganggap biasa sebuah ledekan dari orang lain karena kekurangan kita, tapi lama kelamaan akan mencapai tahap di mana kita sudah enggak tahan lagi.

Jadi sudah sebaiknya kita berani bicara meski pun memang dengan suara yang bergetar.

Baca juga: