Seseorang yang menyayangi kamu akan memperlakukan kamu dengan baik dan penuh kasih sayang. Ya, mudah untuk kita mengucapkan kebenaran tersebut karena pada kenyataannya enggak semua orang bisa membuktikan perkataannya.
Katanya sayang sama pacarnya, tapi malah dipukul. Katanya sayang sama pacarnya, tapi enggak dibuktikan dengan perbuatan.
Dua cewek ini pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Mereka membagi kisahnya bukan untuk ingin dikasihani, tapi mau berbagi kepada mereka di luar sana, mungkin termasuk kita, yang masih bungkam dan terjebak dalam hubungan yang enggak sehat.
Karena sejatinya, kekerasan dalam pacaran itu harus dihentikan.
(Baca juga: 35 Cewek Indonesia Jadi Korban Kekerasan Seksual Setiap Harinya)
Kisah Pertama: “Pacarku yang Posesif, Mengurungku di Kamar dan Memukulku.”
Diangkat dari kisah nyata dari seorang blogger bernama Titaz, yang pernah berjuang untuk melawan rasa trauma setelah mengalami kekerasan dalam pacaran.
“Kejadiannya waktu aku masih kuliah, aku pernah pacaran dengan cowok yang satu jurusan denganku. Hanya dia setahun di bawah angkatanku.
Awalnya hanya teman main sampai akhirnya kami jadian, kira-kira 1,5 tahun lamanya. Dia cowok yang perhatian banget, selalu bersedia mengantar jemput aku ke mana-mana.
Apalagi dulu aku sudah bekerja sebagai penyiar radio, yang sering pulang larut, tapi dia selalu setia menemaniku. Bagiku dulu yang biasanya mandiri dan ke mana pun sendirian, aku senang punya pacar perhatian.
Kira-kira 6 bulan berjalan, dia mulai menunjukkan keanehan. Aku merasa jengah setiap dia ikut aku ke mana pun, mengikuti aku setiap aku pergi.
Marah kalau aku enggak bisa pulang bareng sama dia, kesal kalau aku ngobrol dengan teman cowokku. Dia juga sering menghina aku dengan secara enggak langsung bilang, ‘Kamu tuh bukan siapa-siapa tanpa aku. Kamu itu bodoh. Kamu itu lemah’.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR