Banyak Korban Penyiraman Air Keras adalah Perempuan. Apa Alasannya?

By Aisha Ria Ginanti, Kamis, 8 Maret 2018 | 08:30 WIB
Reshma Qureshi, korban air kerasa asal India yang kini jadi aktivis anti penyerangan air keras, sekaligus model yang pernah tampil di New York Fashion Week. Foto: nytimes.com (Aisha Ria Ginanti)

Seperti tertera di Wikipedia, sejak tahun 90-an, Banglades adalah negara dengan jumlah tertinggi kasus penyiraman air keras terhadap perempuan (data tahun 2006). Data Acidviolence.org, juga mencatat bahwa India, Banglades dan Kamboja adalah negara dengan kasus penyiraman air keras terhadap perempuan tertinggi di dunia.

Tapi saat ini negara yang sedang jadi perhatian internasional untuk kasus ini adalah Pakistan. Ini karena angka kasus tersebut di Pakistan terus meningkat dratis setiap tahunnya. Pada tahun 2014 setidaknya ada 160 kasus yang dilaporkan dan jumlah yang sama juga terjadi pada empat bulan pertama tahun 2015.

Kasus ini memang paling banyak terjadi di Asia Selatan (Afghanistan, Banglades, Bhutan, Maldives, Nepal, India, Pakistan, dan Sri Lanka), namun terjadi juga di berbagai belahan dunia, bahkan di benua Eropa.

Di Indonesia sendiri ada beberapa kasus penyiraman air keras yang menjadi viral. Maret 2017 ini di Mojokerto seorang perempuan berinisial DW (24) meninggal setelah disiram air keras oleh mantan kekasihnya, Lamaji. Pelaku melakukannya karena cemburu melihat DW dengan laki-laki lain.

Sebelumnya, di Oktober 2016, IN (22) disiram air keras oleh seorang laki-laki tidak dikenal di Bandung.

Sebenarnya tidak ada cara spesifik yang bisa menghindarkan kita dari niat buruk orang lain terhadap kita. Namun selalu waspada dengan sekitar dan gerak-gerik orang di sekitar kita bisa membantu kita lebih gesit dan lebih cepat menyelamatkan atau melindungi diri.

Lalu bagaimana jika air keras mengenai kulit manusia? Klik di sini untuk mencari tahu apa yang akan terjadi pada kulit manusia jika disiram air keras.

Last but not least, selalu waspada di mana pun kita berada, girls!