Livi Zheng, yang jadi salah satu sutradaranya memiliki background sarjana ekonomi yang memilih untuk berkarir di dunia perfilman Hollywood, meskipun dulu sering banget dapat banyak penolakan.
Dalam proses pembuatan film ini, ia tidak sendiri karena ada dua Kartini lain dengan latar belakang yang berbeda-beda juga ikut serta berkolaborasi.
Ada Dr. Juliana Wijaya yang juga dosen bahasa dan kebudayaan Indonesia di UCLA.
Menurutnya, jadi dosen bahasa dan budaya Indonesia sangatlah keren.
Apalagi, Indonesia juga menjadi negara tebesar ke-4 dilihat dari populasinya dan punya sumber daya alam serta manusia yang besar dan keunikan yang menarik.
Itulah yang bikin semangatnya untuk terus mengembangkan pelajaran budaya Indonesia berlangsung hingga saat ini.
Terakhir, Kartini kebanggaan kita, Desiana Pauli Sandjaja, M.A. lulusan hubungan internasional ini juga mengajar bahasa Indonesia di Universitas Washington-Seattle.
Hampir sama seperti Juliana, Desiana punya visi misi buat memperkenalkan budaya Indonesia sampai ke luar negeri.
(Penasaran dengan beberapa kumpulan foto Kartini zaman dulu? Klik disini!)
Kalau zaman dulu Kartini menyebarkan semangatnya lewat perjuangan bikin sekolah dan mengembangkan pendidikan buat cewek-cewek.
Ketiga Kartini juga punya semangat yang sama dan tujuan yang sama di bidang pendidikan.