Buat kita yang pengin menempuh pendidikan di bidang sains dan teknologi, kadang timbul keraguan akan kemampuan diri sendiri.
Untuk memotivasi kita, ini 7 ilmuwan wanita Indonesia yang berprestasi dan mengguncang dunia! Inspiratif banget!
(Cewek lebih gaptek dibanding cowok. Masa sih? Cek di sini)
Pratiwi Sudarmono
Pratiwi Sudarmono menerima Ph.D dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka, Jepang pada 1984.
Pada Oktober 1985, dia menjadi bagian dalam misi Wahana Antariksa NASA STH-61-H sebagai Spesialis Muatan, sayangnya akibat sebuah bencana, misi ini pun dibatalkan.
Namun, sejak 1994-2000 Pratiwi menjabat sebagai ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. Wow!
Herawati Sudoyo
Herawati Sudoyo adalah sosok dibalik terungkapnya pelaku bom bunuh diri di Bali pada 2004 lalu.
Dia bersama Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri melakukan teknik analisa DNA, yakni mengumpulkan dan memeriksa serpihan tubuh dari ledakan tubuh dan posisi pelaku.
Herawati dan tim pun berhasil menemukan pelaku bom kurang dari dua minggu.
Dia menerima penghargaan Habibie Award, Australian Alumni Award of Scientific and Research Innovation, serta Wing Kehormatan Kedokteran Kepolisian atas jasanya tersebut.
Sri Fatmawati
Sri Farmawati menemukan potensi senyawa kimia dalam spons laut yang berguna sebagai mengobati penyakit malaria, infeksi, alzheimer, dan kanker.
Penemuannya ini mengantarkannya pada beasiswa International Fellowships L’Oreal-UNESCO For Women In Science 2013.
(Begini jadinya kalau princess Disney jago sains, klik di sini)
Sastia Prama Putri
Sastia menerima penghargaan L’Oreal-UNESCO For Women In Science 2015 karena penelitiannya mengenai kualitas dan standar kopi luwak menggunakan teknologi metabolomik.
Saat ini dia menjadi dosen di mata kuliah Mikrobilogi untuk mahasiswa S1 dan Aplikasi Omics untuk mahasiswa S2 di Institut Teknologi Bandung.
(Tokoh cewek di film Hollywood yang jago sains dan teknologi, cek di sini ya)
Yenny Meliana
Peneliti di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini menemukan obat anti malaria berbasis teknologi nano.
Obat ini berbentuk serbuk yang sangat halus dan gampang dikonsumsi, juga mudah larut dengan air di tubuh manusia.
Sehingga akan lebih ampuh dibanding obat malaria biasa yakni pil kina.
Dosen dan peneliti di Universitas Gadjah Mada ini menemukan polyester sebagai bahan pengganti pembuatan gigi palsu.
Polyester lebih murah dan lebih aman bagi pemakai, selain itu waktu pembuatannya pun lebih singkat. Keren!
Eniya Listiani Dewi
Eniya menemukan teknologi bahan bakar penghasil listrik ramah lingkungan berbasis hidrogen dan oksigen.
Karyanya ini membuat Eniya mendapatkan Mizuno Awards dan Koukenkai Awards dari Jepang.
Hasil risetnya sudah dipublikasikan ke delapan jurnal internasional lho. Hebat banget ya!
(Jurusan untuk anak IPA selain kedokteran, cari tahu di sini)
(Tips untuk kita yang mau jadi vlogger, klik di sini)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR