5 Kisah Guru di Indonesia yang Paling Mengharukan dan Bisa Mengunggah Hati Kita

By Debora Gracia, Jumat, 5 Mei 2017 | 07:25 WIB
5 Kisah Guru di Indonesia yang Paling Mengharukan dan Bisa Mengunggah Hati Kita (Debora Gracia)

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, apa yang mereka lakukan pada kita, mulai dari mengajar dan mendidik kita, membuat sosoknya jadi orangtua kedua kita saat berada di sekolah.

Terlepas dari banyaknya kabar negatif yang membawa profesi guru, enggak perlu dipungkiri kalau ada kisah guru paling mengharukan dan bisa mengunggah hati kita.

Hal ini membuktikan masih banyak guru yang dengan segenap hati mengabdi dan jadi pahlawan sesungguhnya.

Guru Sebrangi Lautan Demi Mengajar

Beberapa waktu sempat viral sebuah video yang menayangkan seorang  cowok sedang berenang menyebrang lautan, sambil memegang tas di atasnya, untuk melindungi agar enggak terkena air.

Siapa sangka bahwa dia adalah seorang guru yang mengajar di Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di Pulau Pura, yang harus berjuang menyebrangi lautan agar tetap bisa mengajar dan menemui murid-muridnya.

Zahwati Yusuf, seorang guru yang semangatnya patut banget untuk diteladani. Meskipun ia difabel, enggak memiliki kedua kaki. Tapi ia dikenal sebagai guru yang mudah bergaul, disiplin, dan dekat dengan murid-muridnya.

Keterbatasan fisik yang ia miliki, enggak menghalangi beliau untuk bisa terus  mengajar dan mengabdi.

Pak Hardjosudiro, pensiunan guru SMA Kolese John De Britto, Yogyakarta, yang sudah berusia 80 tahun, menjual motor tua yang sudah menemani dia selama jadi guru kimia mulai dari tahun 1970-1992.

Namun yang mengejutkan dari hasil lelang motornya 36juta rupiah, sebagian besar yaitu 20 juta rupiah, dia sumbangkan kepada dua yayasan anak difabel Bakti Luhur, di Malang, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Sebuah tindakan mulia yang jujur dilakukan Pak Hardjosudiro karena ingin berbagi dengan orang lain, terutama mereka yang lebih membutuhkan.

Ada ribuan guru di jenjang SD hingga SMA di Aceh Utara yang disebut sebagai guru dengan status Lillahitaala. Artinya, guru tersebut enggak punya penghasilan yang tetap tiap bulannya.

Guru-guru tersebut hanya digaji per jam dia mengajar, bayarannya pun variatif mulai dari 7ribu hingga 15ribu per jam.

Tapi mereka tetap setia mengabdi dan kalau pun ingin mendapatkan penghasilan tambahan adalah dengan memberikan les kepada murid-muridnya.

Seorang guru bernama Hevny Yanita Sarifudin berbagi lewat medsos Facebook-nya tentang perjuangannya menerjang lumpur ketika hendak mengajar.

Guru tersebut berasal dari Kabupaten Oku, Sumatera Selatan, yang sebenarnya memposting hal tersebut sebagai wujud permintaannya pada pemerintah untuk segera membenahi jalanan menuju sekolahnya itu. Namun foto-fotonya tersebut menjadi viral dan menunjukkan perjuangan seorang guru untuk bisa mengajar.

(5 Kisah Inspiratif dan Mengharukan Tentang Perjuangan Seseorang Meraih Wisuda)