Cerita Cewek yang Putus sama Pacarnya karena Beda Agama

By Natalia Simanjuntak, Sabtu, 13 Januari 2018 | 11:30 WIB
foto: dramabeans.com (Natalia Simanjuntak)

Lagu Marcel yang bertajuk ‘Peri Cintaku’, yang liriknya berkata: “Tuhan memang satu, kita yang tak sama,” kayaknya pas banget menohok kita yang pernah punya pengalaman yang sama.

Masalah ini emang problem pacaran yang dari dulu sampai sekarang selalu ada dan bikin kita bingung gimana mengatasinya.

Kepada tim cewekbanget.id, teman kita Cella ingin membagikan kisahnya mengenai hal ini.

Yuk simak cerita Cella, cewek yang putus sama pacarnya karena beda agama berikut ini.

(Baca juga: Kebiasaan Cewek Yang Bisa Bikin Cowok Batal Mau PDKT)

“Gue dan dia pas SMA sama-sama aktif di OSIS dan eskul Science. Itu sebabnya kita jadi sering ketemu dan ngobrol.

Nah, dari seringnya interaksi itu lah kita jadi saling kenal satu sama lain. Gue tau karakter dia gimana, begitu juga sebaliknya.

Sampai akhirnya, beberapa bulan setelah kenal, kita memutuskan untuk jadian karena ngerasa cocok.”

“Dari awal juga kita tau kalau gue dan dia berbeda keyakinan. Gue adalah seorang Muslim dan dia Kristen, tapi kita enggak pernah mempermasalahkan perbedaan ini.

Kita berdua tipe yang open minded banget, buat kita hal kayak gitu merupakan pilihan pribadi masing-masing yang seharusnya enggak perlu diributkan

Setiap menjalankan kegiatan keagamaan pun kita enggak pernah saling menghalangi.

Dia nyemangatin gue yang lagi berusaha nahan lapar dan emosi di bulan puasa dan gue juga nyemangatin dia buat ke gereja setiap minggu.

Singkatnya, we were cool with that. Selama 4 tahun pacaran, kita sama sekali enggak pernah meributkan masalah ini sama sekali.”

(Baca juga: Cara PDKT Yang Sering Dilakukan Cewek Tapi Dibenci Cowok)

“Beberapa waktu yang lalu, gue dipanggil sama Papa dan Mama untuk diajak ngomong serius.

Enggak disangka, ternyata disitulah mereka mengungkapkan ketidaksetujuan mereka akan hubungan kami.

Buat mereka, enggak masalah kalau aku berteman dengan siapapun dengan latar belakang apa aja, tapi kalau untuk pasangan hidup, mutlak harus seagama.

Apalagi ngeliat gue dan pacar gue semakin lama nampak semakin dekat dan serius, ada ketakutan di hati mereka kalau-kalau kami sudah merencanakan ke jenjang yang lebih serius.

Itu sebabnya mereka mengajakku bicara sebelum gue dan dia melangkah terlalu jauh.

Tentu gue kaget dan sedih banget. Di satu sisi, gue mengerti maksud dari orangtua gue.

Apalagi di Indonesia sendiri belum lazim kalau dua orang dengan keyakinan yang berbeda bisa bersatu sampai tahap pernikahan.

Yang bikin gue sedih adalah karena gue enggak siap buat berpisah sama dia.”

(5 Alasan Kita Enggak Boleh Bunuh Diri Seberat Apapun Masalahnya, klik di sini.)

“Enggak lama setelah itu, gue pun memberanikan diri buat ngomong ke dia tentang percakapan dengan orangtua gue tersebut.

Saat gue cerita, dia cuma megang tangan gue sambil diam. Dan akhirnya, dengan berat hati kita sepakat untuk putus.

Dia enggak mau gue ngelawan sama orangtua dan di sisi lain, kita sama-sama enggak menemukan solusi lain dari masalah ini.

Kalau hubungan ini dipaksain, kami takut nyakitin hati orangtua masing-masing.

Malam itu jadi saat-saat yang paling berat buat kami berdua karena harus ngerelain orang yang kami sayang pergi.”

(Baca juga: Curhat Cewek yang Pernah Mencoba untuk Bunu Diri)

Dalam hubungan, agama bisa jadi masalah klasik, dan setiap orang punya pilihannya masing-masing.

Keputusan Cella untuk menuruti perintah orangtuanya patut dihargai.

Cella sadar kalau untuk melangkah ke jenjang pernikahan, bukan hanya dua orang yang perlu disatukan, tapi juga ada dua keluarga besar.

Kalau kamu ada di posisi Cella, apa yang akan kamu lakukan?

(Baca juga: Alasan Kenapa Mengumbar Masalah Percintaan di Medsos Itu Enggak Keren)