Tapi, hanya bisa mengontrolnya aja supaya enggak makin parah. Hampir setahun rawat jalan ke rumah sakit, obat yang diberikan ke aku berdosis tinggi, yakni Medixon 3x16 mg.
Obat ini punya beberapa efek samping, salah satunya mempercepat katarak mata, menipiskan kulit, dan lain-lain. Tapi efek samping yang aku rasain adalah penambahan berat badan yang sangat drastis.
Dulunya berat badanku 55kg, tapi saat menjalani pengobatan, aku sempat mencapai angka 70kg. Akibatnya, aku jadi minder dan malu banget, aku enggak PD buat ke mana-mana.”
(Baca juga: Pikiran Untuk Bunuh Diri Datang Tanpa Disadari & Sering Dianggap Remeh. Waspada Sebelum Terlambat)
“Selama sakit, aku banyak mendengar komentar dari orang-orang yang bilang kalau aku gendutan.
Terus karena penyakit ini, aku juga belum bisa lulus kuliah karena sempat menjalani istirahat beberapa bulan di rumah.
Padahal di saat yang sama teman-teman udah banyak yang lulus dan nyari kerja, aku jadi rendah diri. Tapi akhirnya aku mencoba buat melihat sisi positif dari segala penyakitku ini.
Kalau sebelumnya aku selalu menyalahkan keadaan, sekarang aku mulai belajar untuk bersyukur terhadap hal-hal yang kecil, walaupun proses untuk ke arah sini butuh sampai sekitar setahunan.
Aku bersyukur enggak kekurangan biaya obat, padahal untuk biaya dokter dan cek lab aja sebulannya bisa ngabisin sampai 5 juta.
Aku bersyukur dikasih keluarga dan sahabat-sahabat yang bener-bener sayang sama aku walaupun selama sakit, hormonku selalu naik turun karena pengaruh obat.
Aku juga bersyukur karena Papa sekarang enggak sibuk lagi dan selalu ada buat aku. Intinya, aku bersyukur karena masih dikasih kesempatan untuk hidup.”
Kutipan ini diambil dari ayat Al Quran, tepatnya Surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6.
Jika dipahami, makna dari ayat ini adalah untuk menghibur kita bahwa setiap kali berhasil melalui sebuah kesulitan, kita pasti akan menemukan kemudahan.
(Baca juga: 5 Drama Korea Tentang Bullying di Sekolah yang Bisa Memberi Kita Banyak Pelajaran)