Enggak hanya sekadar duduk di depan layar kaca dan membacakan berita buat penonton aja, kita harus siap berpanas-panasan melaporkan berita dari lapangan.
Beberapa presenter berita banyak yang memulai karirnya dari reporter lapangan dan menghadapai banyak kesulitan, sehingga harus tahan banting.
“Saya sempat mempertaruhkan nyawa buat jadi reporter Kompas TV saat liputan angkatan bersenjata Sulu dalam kontak tembak dengan pasukan kelompok Abu Sayyaf di Filipina,” cerita Fristian.
Tidak terlepas dari hobi yang suka ngomong, memang perlu banget buat bisa jadi seorang presenter.
Karena secara enggak langsung, bakat kita yang udah terlatih suka ngomong ini bakal membantu buat bisa membaca berita.
Harus lebih sering dilatih aja, apalagi baca berita di depan televisi enggak semudah membaca berita di koran yang butuh kecepatan, akurat dan pelafalan kata-kata yang jelas.
Yup! Inilah yang awalnya menjadi awal daya tarik perusahaan televisi atau broadcast tertarik mengambil kita sebagai seorang presenter.
Menarik secara fisik memang jadi poin penting, tapi enggak harus punya kulit putih, mulus, tinggi dan lainnya.
Menarik maksudnya adalah, bagaimana kita tampil dengan percaya diri dengan pembawaan kita.
Seperti sehat, bersih, wangi, dan bisa menempatkan diri sesuai dengan kondisi.
Jadi bagi yang mau jadi presenter atau pembawa berita, persiapkan diri sebaik-baiknya dan terus belajar banyak hal supaya bisa memberitakan berita dengan baik!
(Ternyata enggak cuma kuliah di jurusan ekonomi aja yang bisa bikin sukses, ini 5 jurusan IPS lainnya yang menjamin masa depan)
Foto: Instagram @
(Sara)