Pada 31 Mei 2017 kemarin di Gedung Arsip Nasional, Teh Javana sebuah brand minuman teh Indonesia ini kembali meluncurkan kampanye terbarunya "Aku Ber-Indonesia" dengan mengadakan talkshow.
Selain untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila, kampanye ini digagas sebagai bentuk keprihatinan Teh Javana dengan menurunnya kesadaran anak-anak muda saat ini terhadap nilai-nilai Pancasila.
Sebelumnya, di tahun 2015, Teh Javana juga sudah sempat menggagas kampanye nasinonalisme yaitu, Mana Indonesiamu.
Untuk lebih lanjutnya, berikut ini 3 hal penting talkshow Teh Javana "Aku Ber-Indonesia untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila!
(Yuk baca, keuntungan tinggal di negara yang beragam suku dan agamanya)
Akhir-akhir ini Indonesia kembali dihadapkan pada permasalahan intoleransi.
Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi di negara yang pluralis karena akan ada pihak-pihak yang merasa tidak diterima sebagai masyarakat Indonesia.
Apalagi simbol negeara kita pada dasarnya adalah "bhinneka tunggal ika" yang bermakna berbeda-beda tapi tetap satu, harusnya bisa diterapkan di negera yang punya beraneka ragam suku, agama dan lainnya.
Menurut seorang budayawan, Remy Sylado, bahwa terjadinya fenomena intoleransi ini diakibatkan munculnya golongan-golongan tertentu,
Serta adanya sikap primordial yang menganggap bahwa agamanya paling benar dan yang lain itu salah.
Sejak dulu kita sudah salah mempelajari Pancasila.
Karena kita selalu melakukan hal yang sama dan menjadi budaya dengan menghafal Pancasila.
Padahal, Pancasila sebenarnya jangan hanya dihafalkan saja, tetapi juga dipelajari makna dan artinya untuk bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
"Makanya, kalau cuma dihafal ya akan lupa juga nantinya. Jangan dihafal, tapi diketahui dan dibedah maknanya," jelas Remy Sylado.
Generasi muda saat ini sangat dekat dan lekat dengan yang namanya teknologi.
Enggak memungkiri kalau semua hal jadi praktis dengan adanya teknologi.
Namun, perkembangan teknologi enggak selalu membuahkan dampak yang positif.
Anak-anak muda saat ini justru mengunakan teknologi sebagai ajang eksistensi saja.
Bahkan, sampai mengacuhkan problema yang ada di negara sendiri, seperti intoleransi.
Padahal, sebenarnya Pancasila modern bisa diterapkan dalam perkembangan teknologi untuk menyebarkan persatuan dan menjunjung tinggi keberagaman, lho.
Makanya, sebagai generasi muda yang sudah mulai dimudahkan dengan banyak hal, harus terus menyebarkan sikap nasionalisme dengan memanfaatkan perkembangan teknologi ya, girls!
(Ini reaksi remaja soal ribut intoleransi di medsos, lihat di sini)
(Sara)