Dina (24) memiliki keluarga dengan agama yang berbeda. Dia dan sang ibu beragama Islam, sedangkan ayah, kakak, dan adiknya menganut Kristen.
Hal tersebut enggak menjadi halangan bagi Dina saat menjalani puasa, dia malah jadi belajar untuk memiliki rasa toleransi yang lebih besar.
Yuk kita simak kisahnya!
(Baca juga: Ternyata Begini Rasanya Menjalani Puasa di Korea. Menantang Tapi Super Berkesan!)
Menjalani puasa seperti biasa
Di rumahnya, hanya Dina dan ibunya yang menjalani puasa, sehingga mereka terbiasa sahur berdua.
“Kalau sahur biasanya hanya sama mama.
Biasanya kita buka puasa bersama-sama saat weekend, jadi komplit sama mama, papa, kakak, dan adik,” ujar Dina.
Perbedaan di keluarganya enggak menjadi hambatan bagi Dina dan keluarganya.
Mereka malah sering mengingatkan pada waktu ibadah masing-masing.
“Kami biasa saling mengingatkan, aku dan mama ngingetin mereka untuk pergi ke gereja saat weekend. Sedangkan papa, kakak, dan adik ngingetin untuk salat.
Mama dan papa juga sering bangun tengah malam. Mama salat tahajjud dan papa doa sendiri.”
(Baca juga: Curhat Vidi Aldiano Saat Menjalani Puasa di Luar Negeri. Terasa Berat dan Bikin Kangen Keluarga)
Jadi belajar banyak mengenai toleransi
Dengan adanya perbedaan di keluarganya, Dina menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang positif.
Keluarganya juga membiarkan anak-anaknya menganut kepercayaan yang mereka pilih.
“Sejak kecil aku sudah salat tapi masih pergi ke gereja setiap Minggu sampai kelas 3 SD.
Tapi akhirnya aku milih untuk menjalani Islam aja, jadi berhenti ke gereja.
Dari dulu papa dan mama di rumah mengajari kita berdoa dengan bahasa universal, jadi bukan bahasa Islami maupun Kristiani.
Papaku selalu bilang kalau Tuhan itu cuma satu tapi cara berdoanya saja yang berbeda.”
(Baca juga: Cerita Cewek yang Pernah Tinggal di Korea Selatan dan Belajar Toleransi di Sana)
Perbedaan ini juga membuat Dina punya rasa toleransi yang tinggi dan lebih bepikiran terbuka.
“Aku lebih mudah berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan baru.
Lebih open minded juga, aku belajar banyak tentang toleransi ke agama, keyakinan, ras, dan budaya yang berbeda dengan kita.
Aku jadi enggak gampang nge-judge orang yang punya perbedaan denganku karena perbedaan itu unik.
Semua orang pasti memiliki perbedaan, sehingga memang sewajarnya kita hidup kita hidup untuk saling memahami dan toleransi terhadap perbedaan orang lain” tutup Dina.
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR