Curhat Cewek yang Pernah Jadi Penderita Bulimia Karena Enggak Pede dengan Bentuk Tubuhnya

By Putri Saraswati, Jumat, 25 Agustus 2017 | 13:00 WIB
Curhat Cewek yang Pernah Jadi Penderita Bulimia Karena Enggak Pede dengan Bentuk Tubunya (Putri Saraswati)

Enggak lama setelah aku naik kereta lagi, aku pingsan dan ditolongin sama orang-orang sekitar. Begitu sadar, aku telepon temenku untuk nemenin.

Sampai kampus enggak ada masalah. Eh, pas di kereta perjalanan pulang aku pingsan lagi dong.

Langsung telepon ayah saat itu dan minta dijemput.”

Setelah memberanikan diri menceritakan kondisinya saat itu pada kedua orang tuanya, Puspita mulai belajar untuk menerima bentuk tubuhnya.

Dengan perlahan, dia mengurangi kebiasaannya memuntahkan makanan.

“Selain cerita ke orang tua, aku juga cerita ke teman dekatku yang kebetulan mahasiswi Psikologi.

Aku mencoba nyari segala bentuk pertolongan supaya bisa terlepas dari bulimia ini. Aku juga mengelilingi diri dengan teman dan lingkungan yang positif.

Sekarang aku udah mulai menerima bentuk tubuhku apa adanya. Setiap hari masih terus belajar dan aku merasa lebih bahagia saat ini," akhirnya.

Apa yang terjadi dengan Puspita, bisa juga terjadi dengan orang-orang terdekat kita.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan jika teman atau kerabat ternyata salah seorang penderita bulimia?

Pertama-tama, kita harus pahami betul apa aja gejala bulimia. Lihat, apakah dia suka makan secara berlebihan lalu dengan segera pergi ke kamar mandi tepat seusai makan.

Menyalakan keran air dan menggunakan mouthwash secara berlebihan bisa juga ditandai sebagai upaya menyembunyikan aktivitas memuntahkan makanan.

Selain itu, perhatikan juga apakah dia berolahraga secara berlebihan. Lihat apakah ada perubahan bentuk tubuh yang signifikan, seperti perununan berat badan yang cukup drastis, kondisi kuku dan rambut yang rapuh, kulit menguning, dan selalu terlihat lelah.

Jika semua tanda terlihat, carilah waktu yang tenang dan privat untuk mengajak dia bicara.

Ingat, jangan fokus pada aktivitas makannya yang berubah dan penampilan tubunya.

Katakan padanya bahwa kamu khawatir akan kesehatannya. Jangan menggurui dan menghakami.

Kalau kamu merasa enggak mampu memberikan bantuan yang tepat, cari orang yang lebih ahli.

Dengan enggak memaksa, bujuk temanmu untuk mencari bantuan. Dan, katakan bahwa kamu akan selalu berada di sampingnya.