Usai lulus dari SMA, pasti enggak sedikit dari kita yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Enggak menutup kemungkinan saking banyaknya informasi, kita malah jadi bingung sendiri, seperti bagaimana membedakan PTN, PTK, dan Universitas Swasta beserta ujian masuk yang disyaratkan.
Nah, biar enggak bingung, yuk simak penjelasan tentang jenis-jenis kampus di Indonesia beserta ujian masuknya.
(Baca juga di sini: Aktif Pramuka Sejak SD, Cewek Ini Kini Jadi Wakil Ketua Dewan Kerja Nasional )
Umumnya, kita pasti udah mengenal jenis perguruan tinggi ini. Nama-nama kampus yang termasuk ke dalam PTN juga udah sering banget kita dengar, seperti UGM, UI, ITB, dan lain-lain.
Banyak yang kurang tahu dengan jenis perguruan tinggi ini, meski begitu PTK ternyata juga termasuk dalam PTN, hanya saja, kampus PTK berada di bawah lembaga setingkat kementerian.
Contoh-contoh PTK yang sering kita dengar adalah PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik), Poltekkes (Politeknik Kesehatan), Akademi Pimpinan Perusahaan, dan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri)
Yang perlu kita ketahui dari PTK dan sering salah kaprah adalah, tidak semua kampus kedinasan menggratiskan biaya perkuliahannya. Untuk itu, kita perlu mencari informasi sendiri di kampus yang dimaksud.
Selain itu, tidak semua kampus kedinasan memberi ikatan dinas. Contoh kampus yang memberi ikatan dinas adalah PKN STAN, AKPOL, dan AKMIL.
Untuk tahu lebih lanjut tentang daftar kampus yang termasuk dalam PTK, kita bisa lihat di sini.
Meskipun di bawah BUMN, kamus ini tidak dikategorikan sebagai kampus negeri, tapi PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Contoh kampus yang termasuk BUMN adalah Universitas Pertamina, dan Unversitas Telkom.
(Baca juga di sini: 10 Hal yang Harus Dipersiapkan Mahasiswa Baru dan Disarankan oleh Senior )
Seleksi Mandiri adalah jenis ujian masuk Universitas yang diselenggarakan oleh Universitas itu sendiri. Ada dua jenis ujian, yakni ujian tulis dan non-tulis.
Ujian tulis pada Seleksi Mandiri sebuah Universitas diberi nama masing-masing, seperti UM UNDIP untuk Universitas Diponegoro, UTUL UGM untuk Universitas Gadjah Mada, dan SIMAK UI Universitas Indonesia. Ujian tulis ini diselenggarakan secara mandiri oleh Universitas tersebut dengan jenis-jenis soal yang menjadi standard nilai masuk Universitas.
Ujian non-tulis dilakukan dengan cara mengumpulkan nilai rapor, sertifikat prestasi, atau nilai SBMPTN.
Sementara itu, Universitas Swasta juga mengadakan Seleksi Mandiri sebagai syarat masuk Uiversitas, ujiannya juga dapat berupa ujian tulis dan non-tulis.
Mungkin kita sudah enggak asing dengan dua jenis seleksi ini. SNMPTN adalah jalur undangan, dimana kita mengumpulkan rapor SMA sebagai syarat masuknya dengan biaya gratis. Yang perlu diketahui dari penilaian jalur SNMPTN adalah mencakup; akreditasi sekolah, banyaknya alumni di PTN tersebut, dan lokasi sekolah.
Sementara SBMPTN mutlak menjadikan nilai ujian tulis sebagai syarat utama masuk Universitas. Jenis tes pada SBMPTN ada 3, yakni; TKPA (berisi TPA, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris), TKD SAINTEK (berisi Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia) untuk jurusan Ilmu Alam, dan TKD SOSHUM (berisi Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi) untuk jurusan Ilmu Sosial.
Selanjutnya kita akan mengenal PMDK PN & UMPN yang merupakan Seleksi Nasional Politeknik Negeri. Teknis ujian PMDK PN sama seperti SNMPTN, sementara untuk UMPN diadakan ujian tulis yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri yang dituju.
Panselnas adalah seleksi bersama Sekolah Kedinasan. Ada 8 Sekolah Kedinasan yang melangsungkan Panselnas, yakni; PKN STAN, IPDN, STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat), Poltekip (Politeknik Ilmu Pemasyarakatan) dan Poltekim (Politeknik Imigrasi), STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik), STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), dan STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara)
Universitas yang mengadakan seleksi ini adalah UIN, IAIN, dan STAIN. Teknis SPAN PTKIN sama seperti SNMPTN, hanya saja ini untuk Perguruan Tinggin Keagamaan Islam Negeri. Biaya pendaftarannya dibebankan pada pemerintah.
Sementara biaya penyelenggaraan UMPTKIN dibebankan pada peserta seleksi dan Kementerian Agama Republik Indonesia. Bagi peserta yang lulus UMPTKIN dari keluarga kurang mampu tapi memiliki prestasi akademik maupun non-akademik dapat megikuti seleksi program Bidikmisi.
(Baca juga di sini: 8 Jurusan Kuliah D3 yang Lulusannya Paling Banyak Dicari)