Kebijakan bagi negara untuk pemerintahan dan rakyatnya berbeda-beda pada masing-masing negara. Kebudayaan dan nilai lokal sangat berpengaruh dengan hak dan kewajiban untuk rakyat di suatu negara.
Seharusnya, masalah gender enggak lagi menjadi halangan untuk kita dalam berekspresi dan menyuarakan hak. Namun di beberapa negara ternyata masih memberikan batasan-batasan bagi wanita sehingga akan sangat sulit bagi perempuan untuk hidup di sana.
Dilansir dari akun Youtube TheTalko, inilah 9 negara yang memperlakukan perempuan secara tidak adil. Miris banget!
Dilansir dari laman indexmundi.com, rata-rata perempuan di Afghanistan hanya akan mencapai usia 52 tahun (data 2016).
Dalam laman wunrn.com, dijelaskan bahwa Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia di mana rata-rata tingkat bunuh diri perempuan lebih tinggi daripada pria, dan di provinsi Herat hampit 100 wanita melakukan bunuh diri dengan membakar dirinya dalam kurun waktu satu tahun.
Selain itu juga lebih dari setengah perempuan yang sudah menikah terpaksa untuk menikah saat belum mencapai umur 16 tahun.
Dilansir dari laman aljazeera.com, penelitian yang dilakukan oleh Global Rights memberikan fakta bahwa 9 dari 10 wanita menghadapi kekerasan fisik, seksual, dan psikologi. Mayoritas kasus ini dilakukan oleh orang yang dekat dan mereka percayai, yaitu keluarga mereka sendiri.
Dilansir dari laman hrw.org, Saudi Arabia menggunakan sistem di mana sejak perempuan lahir, maka dia akan mengikuti saudara laki-lakinya.
Karena itu, perempuan di Saudi Arabia harus selalu mendapatkan izin dari wali laki-laki mereka, seperti suami, ayah, saudara laki-laki dan anak mereka untuk bisa melakukan perjalanan, menikah atau bahkan saat keluar dari penjara.
Sebelumnya, di Saudi Arabia tidak memperbolehkan perempuan untuk menyetir mobil. Namun peraturan baru mulai September 2017 ini Saudi Arabia sudha memperbolehkan perempuan untuk menyetir mobilnya sendiri tanpa harus meminta izin dari wali mereka.
Perempuan di Sudan akan diberikan hukuman mati jika melakukan perzinaan. Selain itu, perempuan di Sudan juga sangat mudah masuk penjara sebagai sanksi karena melakukan hal yang sangat sepele, seperti menari bersama pria, telat pulang ke rumah, dan memiliki salon rambut sebelum berumur 35 tahun.
Dari laman hrw.org, pemerintah (tentara Sudan) justru dengan brutal membunuh masyarakat, memperkosa perempuan dan gadis remaja, serta menghancurkan ratusan desa.
Di Guatemala, banyak kasus perempuan yang menjadi korban pembunuhan yang sampai sekarang enggak terpecahkan kasusnya. Sudah enggak terhitung lagi wanita mudah di Guatemala menghilang secara misterius lalu mayat mereka akan ditemukan beberapa hari kemudian di plastik sampah.
Selain itu pernikahan perempuan di bawah umur sebelumnya enggak memiliki hukum yang jelas di Guatemala tapi dilansir dari laman unwoman.org, sudah disetujui reformasi hukum yang melarang pernikahan untuk siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun.
Dilansir dari laman hrw.org, wanita di Yaman enggak diperbolehkan menikah tanpa izin dari wali laki-laki mereka dan enggak memiliki hak yang adil mengenai perceraian, warisan, dan juga hak asuh anak.
Pendidikan bagi perempuan di Yaman juga tidak adil, di mana jika kita adalah perempuan yang lahir di Yaman maka kita akan sulit mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Karena di Yaman, hak pendidikan bagi perempuan dan pria tidak sama, perempuan juga akan terpaksa menikah sebelum berumur 18 tahun.
Dampak dari tidak mendapatkan pendidikan layak menyebabkan 35% perempuan Yaman buat huruf. Dalam hal pekerjaan pun ada kesenjangan upah antara perempuan dan pria, yaitu perempua hanya bisa mendapatkan 30% saja dari total penghasilannya.
Kebanyakan perempuan di Turki enggak bisa meniti karier mereka. Di Turki masih enggak adil dan merata bagi wanita untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan dalam dunia politik pun hanya 28% perempuan Turki yang bekerja di bidang politik.
Dilansir dari laman foreignaffairs.com, ratusan pperempuan Turki dibunuh dan diserang dalam beberapa tahun terakhir. Paling tidak data pada tahun 2015 menunjukkan ada 414 perempuan terbunuh di Turki, angka ini pun bertambah tiap tahunnya dari tahun 2013 sebanyak 237.
Somalia masuk dalam list salah satu tempat yang bahaya bagi perempuan. Dilansir dari laman cnn.com, antara November 2016 dan Maret 2017, UNICEF memberikan respon terhadap kasus pemerkosaan, kekerasaan seksual dan kekerasan gender, sebanyak rata-rata 300 kasus tiap bulannya.
Pada bulan Juni, kasus serupa mencapai 909 laporan! Kebanyakan dari korban mengalami kasus pemerkosaan saat mereka sedang berusaha untuk mencari makanan. Miris banget, girls.
Perempuan di Nepal terpaksa menikah dan melahirkan saat umur mereka masih remaja dan satu dari 24 perempuan di Nepal akan meninggal saat hamil atau melahirkan.
Para perempuan yang enggak menikah akan dijual untuk perdagangan seks sebelum mereka mencapai usia remaja.
Di Pakistan, jika membunuh orang yang membawa aib untuk keluarga maka akan dimuliakan pembunuhan tersebut, dan hal ini tersebar luas dalam nilai orang-orang di Pakistan.
Walaupun sekarang ada hukuman penjara bagi pelaku pembunuhan, namun hal ini enggak menghentikan kekerasan terhadap perempuan.
Perempuan yang sudah menikah banyak yang dibunuh agar suami mereka bisa menikah lagi dengan perempuan lain.
Lalu jika seorang perempuan ingin menikahi pria dan enggak mendapat restu serta izin dari keluarga perempuan, maka nyawa perempuan tersebut berada dalam bahaya. Selain itu juga hanya 25% dari perempuan Pakistan yang memiliki pekerjaan dan hanya 42% perempuan yang bisa membaca.