5 Persepsi yang Salah Tentang Menjadi Seorang Introvert. Kamu Setuju?

By Indra Pramesti, Rabu, 18 Oktober 2017 | 11:10 WIB
Jadi introvert tuh kece banget! (Indra Pramesti)

Menjadi seorang introvert kadang jadi enggak mudah karena banyaknya tekanan dari orang lain yang mengatakan kalau menjadi introvert adalah hal yang merugikan. Katanya, kita harus mengubah kepribadian kita menjadi seorang extrovert dan meninggalkan jati diri kita yang sebenarnya.

Padahal, menjadi introvert bukanlah hal yang buruk dan extrovert bukan satu-satunya kepribadian yang baik.

Yuk, kita telusuri 5 persepsi yang sering salah tentang menjadi seorang introvert. Kamu setuju?

(Baca juga: 8 Kebiasaan Sederhana Supaya Terhindar Dari Risiko Kanker)

Banyak yang beranggapan kalau introvert enggak bisa bersenang-senang; kerjaannya mengurung diri terus dan enggak bisa membaur dengan orang lain di sekitarnya. Padahal, introvert tahu bagaimana caranya bersenang-senang lho. Hanya saja cara bersenang-senang versi introvert berbeda dengan kebanyakan orang.

Seorang introvert tahu bagaimana caranya bersenang dengan dirinya sendiri, dia tahu tanpa orang lain, hidupnya juga menyenangkan dan enggak membosankan. Selain itu, coba deh lihat cara seorang introvert merayakan sesuatu. Daripada merayakan dengan pesta-pesta yang berlebihan, introvert lebih memilih merayakan dengan dengan cara yang sederhana, tapi lebih meaningful.

Karena cenderung pendiam dan suka memendam masalahnya, introvert malah sering dianggap terlalu emosional dan dramatis terhadap masalahnya. Padahal, dibalik diamnya itu, introvert sedang menganalisis masalah yang sedang dia hadapi.

Introvert juga enggak mau langsung curhat ke orang lain saat baru mendapat masalah, karena dia merasa hal itu malah membuatnya semakin menyiksa diri sendiri. Tapi tunggu aja, saat udah tenang, introvert akan menceritakan masalahnya ke orang lain, yaitu orang yang benar-benar dia percaya.

Karena sering mengurung diri, introvert dianggap enggak peduli dengan hal sekitar. Hmm… ternyata belum tentu lho. Terkadang introvert malah peduli dengan kegiatan-kegiatan sosial di sekitarnya. Hanya saja, kebanyakan introvert memilih bekerja di belakang layar.

Tapi bukankah yang di belakang layar juga sama pentingnya? Kalau bukan karena mereka yang di belakang layar, yang di depan layar juga enggak bisa bekerja dengan optimal. Setuju?

(Baca juga: 9 Tanda-tanda Kita Mengalami Depresi. Jangan Diremehkan Girls!)

Jangan salah sangka, seorang J.K Rowling yang menulis buku serial Harry Potter, adalah seorang introvert. Dia menemukan ide untuk menulis Harry Potter setelah melakukan travelling seorang diri. Akhirnya, dari ide itu J.K Rowling berhasil mengubah hidupnya jadi semakin sukses.

Saat para extrovert sibuk berpesta dan bersosialisasi, introvert sebaliknya, memilih untuk menulis, membaca, berpikir, dan menemukan ide baru.

Memang, mayoritas introvert adalah orang-orang pemalu  yang sering kagok kalau diminta ngomong di depan umum. Tapi bukan berarti introvert otaknya kosong dan enggak bisa berpikir apa-apa.

Waktu yang ia habiskan sendiri, adalah untuk berpikir dan menganalisa. Namun, enggak sedikit dari para introvert ini yang tahu bagaimana ngomong di depan umum. Kalau pun ada yang enggak berani, introvert akan memilih cara lain untuk mengungkapkan buah pemikirannya; yaitu lewat tulisan. Di situlah kita baru menyadari kalau seorang introvert punya daya pikir yang kritis dan cermat.

(Baca juga: 10 Gerakan yang Tanpa Disadari Dilakukan Cowok di Depan Cewek yang Dia Suka)