Menurut Dana Harron, PsyD, psikolog klinik di Washington DC, menyatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami eating disorder justru enggak terlihat seperti mengalami gangguan makan.
Justru kita harus lebih memperhatikan gejala-gejala yang enggak terlalu terlihat, seperti gelisah saat makan, menggunakan baju yang longgar-longgar, dan selalu ke kamar mandi setelah selesai makan.
(Baca juga: 8 Mitos Seputar Bulu Vagina Yang Enggak Perlu Kita Percayai)
Nyatanya enggak segampang itu lho girls. Menurut Mysko, eating disorder jauh lebih rumit. Contohnya, penderita akan mengalami depresi, gelisah, trauma, hingga OCD. Untuk menyembuhkannya diperlukan bantuan dari ahli.
Eating disorder enggak hanya bisa dialami oleh cewek remaja aja seperti stigma yang sering berkembang. Kenyataanya, perempuan dan laki-laki dewasa, tua dan muda, atau suku apapun bisa mengalami gangguang makan ini.
Penderita, orang tua, pacar,genetik, teman-temannya, model, atau seleb role model enggak seharusnya kita salahkan ketika seseorang menderita eating disorder. Menurut National Eating Disorders Association sendiri, tidak ada bukti nyata yang menyebabkan seseorang bisa menderita eating disorder. Jadi kalau menemui kasus ini, kita enggak perlu mencari tahu penyebabnya girls, tapi lebih berkonsentrasi kepada pemulihannya.
Mungkin kita bukan lulusan medis, tapi kita bisa membantu penderita eating disorder kok girls. Caranya adalah dengan memberi mereka semangat, dan memberitahukan secara baik-baik kalau mereka perlu menemui ahli untuk memulihkannya.
(Baca juga: Hati-hati! 5 Zodiak Ini Paling Mungkin Menjebak Kita Dalam Friendzone)